Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petambak Sidoarjo Ingin Tahu Kualitas Air Budi Daya Ikan

Petani tambak yang ada di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, meminta kepada Pemerintah Kabupaten Sidoarjo supaya rutin menginformasikan kualitas air yang akan digunakan untuk mengairi tambak mereka.
Ilustrasi./Antara
Ilustrasi./Antara

Bisnis.com, SIDOARJO – Petani tambak yang ada di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, meminta kepada Pemerintah Kabupaten Sidoarjo supaya rutin menginformasikan kualitas air yang akan digunakan untuk mengairi tambak mereka.

Salah satu petani tambak, di Kecamatan Sedati, Sidoarjo, Saiful, mengatakan petani tambak selama ini belum menerima pemberitahuan dari pemerintah setempat terkait dengan kualitas air yang akan digunakan untuk mengairi tambak mereka.

"Apakah air yang digunakan tersebut mengandung limbah, ataukah mengandung bahan berbahaya lainnya, dan hal ini sangat merugikan para petani," katanya di Sidoarjo, Kamis (26/10/2017).

Ia mengemukakan, selama ini untuk mengairi tambak mereka, para petani tambak menggunakan campuran air tawar dan air laut. Untuk air tawar, menggunakan aliran sungai hilir yang menuju ke laut.

"Kalau untuk aliran sungai hilir ini mengandung bahan-bahan berbahaya, maka petani tambak sebagai pengguna air di hilir akan sangat dirugikan, karena banyaknya ikan mati akibat kualitas air yang tidak bagus," ucapnya.

Dia mengatakan, pernah beberapa waktu yang lalu ikan bandeng dan udang milik petani tambak tiba-tiba lemas dan mengapung, dan diduga kuat akibat kualitas air yang kurang bagus.

"Selama ini, petani tambak hanya mengandalkan alat untuk melihat keasamaan air yang akan digunakan untuk mengairi tambak mereka tanpa tahu apakah air yang digunakan tersebut mengandung limbah atau tidak," ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya berharap kepada pemerintah Kabupaten Sidoarjo supaya segera mengirimkan petugas ke lapangan untuk memberitahukan secara rutin terkait dengan kualitas air tambak yang akan digunakan untuk mengairi tambak mereka.

"Buruknya kualitas air pada saluran sungai ini salah satunya disebabkan oleh banyaknya timbunan sampah yang ada di dalam aliran sungai menuju ke laut," katanya.

Dirinya juga berharap kepada pemerintah supaya segera melakukan normalisasi sungai karena di dalam sungai tersebut banyak terdapat sampah rumah tangga seperti pampers dan juga sampah plastik bekas air minum dalam kemasan.

"Butuh kerja sama semua pihak supaya kami sebagai pengguna air di wilayah hilir sungai tidak dirugikan dengan adanya pembuangan limbah rumah tangga tersebut," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Writer
Editor : News Editor
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper