Bisnis.com, SURABAYA – Kementerian Pertanian melepas ekspor bawang merah sebanyak 247,5 ton ke Thailand dan Singapura. Pelepasan ekspor yang dilaksanakan di Surabaya tersebut menambah devisa negara dari komoditas bawang merah sebesar US$436.500 atau setara Rp4,7 miliar.
Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sujono mengungkapkan bawang merah yang diekspor sebanyak sembilan container tersebut berasal dari beberapa sentra produksi seperti Bima, Probolinggo, Nganjuk, dan Batu.
“Sejak tahun 2016 kita tidak lagi mengimpor bawang merah, dan sudah mengekspor. Ini merupakan ekspor kedua selama bulan Agustus yang dilepaskan dari Surabaya menuju Thailand dan Singapura,” jelas Spudnik di Surabaya, Senin (28/8/2017).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada tahun 2014 Indonesia masih mengimpor bawang merah untuk konsumsi dan benih sebesar 74.903 ton. Kemudian di tahun 2015 total impor sebesar 17.429 ton, namun di tahun 2016 tidak ada impor untuk bawang merah konsumsi.
Adapun, total ekspor bawang merah sepanjang tahun lalu yaitu 635 ton. Spudnik menyebut perbaikan dari sisi hulu terus dilakukan sehingga diharapkan ekspor tersebut dapat terus dilakukan secara konsisten dan memberikan nilai tambah bagi petani.
Menurut Spudnik, volume ekspor bawang merah pada tahun ini dapat lebih tinggi dari capaian tahun lalu. Untuk itu, pemerintah berupaya memperluas pasar ekspor, karena bawang merah petani dinilai amat berpotensi bersaing di negara lain.
"Sentra produksi yang semula terkonsentrasi hanya di Pulau Jawa, saat ini sudah mulai menyebar ke berbagai daerah seperti Bima, Solok, Enrekang, Bantaeng, Tapin, Maluku Tengah dan masih banyak lagi daerah lainnya," ungkap Spudnik.
Dia menyebu pada tahun 2016 luas panen bawang merah Indonesia mencapai 149.600 ha dengan produksi sebesar 1,45 juta ton serta luas tanam naik menjadi 22,5% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2017 target produksi bawang merah naik 17,7% dari tahun 2016.