Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menargetkan penurunan biaya logistik sebagai solusi mengatasi kesenjangan dan meningkatkan perekonomian.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dalam kuliah umum di Universitas Hasanuddin menuturkan, bahwa pemerintah akan terus mendorong program-program pembangunan untuk mengurangi kesenjangan dan terus meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Adapun fokus pembangunan ini akan berimbang antara pembangunan fisik dalam bentuk infrastruktur dan pembangunan sumber daya manusia (SDM) berupa pendidikan dan kesehatan, serta pemberian bantuan bagi masyarakat tidak mampu.
"Fokus pembangunan infrastruktur pemerintah dilakukan untuk menurunkan biaya logistik di Indonesia agar meningkatkan daya saing ekonomi kita,” ujar Menko Luhut melalui siaran pers yang diterima Bisnis, Minggu (27/8/2017).
Pada sektor pembangunan infrastruktur, Menko Luhut mengatakan sesuai dengan misi Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, melalui program tol laut. Oleh sebab itu, kini pembangunan infrastruktur tersebut terus digencarkan, terutama Kawasan Indonesia Timur (KIT), salah satunya di Wamena, Papua.
“Kalau dulu buang dana yang tidak pas, sekarang efisiensi dan pas untuk bangun infrastruktur, karena disadari hanya 20% dari dana APBN yang bisa mendanai infrastruktur,” jelas Luhut.
Tol Laut
Program tol laut itu sendiri telah dirasakan oleh masyarakat, terutama masyarakat Papua. Pasalnya, oleh pemimpin-pemimpin sebelumnya, papua tidak diperhatikan. “Baru pada pemerintahan sekarang Papua dibangun,” lanjutnya.
Menko Luhut menambahkan, keinginan Presiden Jokowi yang menginginkan adanya pemerataan ekonomi di Indonesia telah dibuktikan. Salah satunya adalah pembangunan jalan Trans Papua sepanjang 1.070 kilometer.
“Hal ini diwujudkan Presiden Jokowi bukan hanya sebatas bicara saja, ini merupakan pembuktian perkataannya,” tuturnya.
Menurut Menko Luhut kepercayaan dunia kepada Indonesia terus meningkat. Berdasarkan hasil polling institusi bergengsi dunia, saat ini Indonesia berada di posisi pertama dunia ‘Gold’. Tentunya, kondisi ini didukung dengan survei rata-rata tertinggi dalam tujuh tahun terakhir, bahwa semua lini berjalan dengan baik.