Bisnis.com, SEMARANG—PT Semen Indonesia (Persero) Tbk., (SMGR) menargetkan pada September mendatang dapat meningkatkan kapasitas produksi menjadi 37 juta ton.
Johan Samudra Direktur produksi dan Strategi Bisnis SMGR mengatakan saat ini produksi perusahaan berkisar 32 juta ton – 33 juta ton. Tambahan produksi ini ditargetkan dari dua pabrik baru yang sudah selesai namun belum beroperasi penuh.
“Harapan kami di September [produksi dua pabrik baru sudah full] maka ada [tambahan kapasitas] 3 juta ton dari Semen Padang unit Indarung VI dan tiga juta dari Rembang . Di bulan September ini akan mulai operasi komersil,” kata Budi di Semarang, Selasa (22/8/2017).
Dengan tambahan produksi ini maka paling lambat awal 2018 kapasitas SMGR menjadi 37 juta ton. Dia menambahkan saat ini utilitas perusahaan telah terpakai 90% untuk pasar domestik. Sedangkan pangsa pasar yang dikuasai (market share) mencapai 40%-41%.
“Dengan volume kami naikan, market share kami jaga di 40-41%. Artinya industri masih kami kuasai,” katanya.
Dia mengatakan selain memperkuat pasar domestik, pihaknya juga melayani permintaan ekspor. Saat ini produksi Semen Tonasa dan Semen Padang sebagian juga ditujukan eskpor. Perusahaan juga memiliki pabrik di Vietnam yakni Semen Thang Long yang melayani kebutuhan domestik negara tetangga itu.
Budi Siswoyo, Direktur Pengembangan Usaha dan Litbang SMGR mengatakan ditengah permintaan industri semen nasional yang hanya naik 5%-5,5%, maka perusahaan melakukan perluasaan model bisnis. Perusahaan mengkonsepkan diri menjadi perusahaan yang menggarap building material business.
Dengan penajaman visi ini maka perusahaan melakukan usaha yang menyasar sektor huluyakni produksi semen hingga produk turunannya. Dengan menghidupkan perluasan bisnis ini dirapkan perusahaan dapat tumbuh stabil dan kuat dalam tahun-tahun mendatang.
“Strategi ini agar kami bisa meng-create pertumbuhan baru dan selalu tumbuh ke depan.
Sekarang ada beberapa pemain baru. Itu biasa dalam bisnis namun diakhir cerita kami tetap ingin tumbuh dan menjaga market share,” katanya.
Dia mengatakan dengan penguasaan pasar yang lebih luas, maka ketika momentum permintaan semen naik maka perusahaan akan merealisasikan keuntungan yang lebih ebsar. Yang pada akhirnya akan menguntungkan investor publik karena SMGR merupakan perusahaan terbuka.