Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bandara Gudang Garam di Kediri Akan Berimbas Positif

Senior Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menilai dengan adanya pembangunan bandara di Kediri, Jawa Timur oleh PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) maka perseroan bisa memperoleh manfaat positif.

Bisnis.com, JAKARTA—Senior Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menilai dengan adanya pembangunan bandara di Kediri, Jawa Timur oleh PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) maka perseroan bisa memperoleh manfaat positif seiring dengan semakin dekatnya lokasi untuk distribusi.

Menurutnya, banda merupakan hub untuk distribusi penyaliran barang sehingga mungkin GGRM juga akan memanfaatkan pengembangan bandara tersebut untuk meningkatkan proses distribusi rokok miliknya.

Selain itu, menurutnya, jika bandara tersebut dibuka untuk umum, maka GGRM memasuki ranah baru dalam industrinya yang selama ini berada di industri rokok. Meskipun jangka panjang dan butuh proses, tetapi dia menilai GGRM bisa memperoleh benefit dari pembangunan bandara tersebut.

“Tidak hanya GGRM, pemerintah daerah juga akan mendapatkan manfaat dari pembukaan bandara tersebut untuk umum. Ke depannya, tinggal seberapa tingkat kepadatan lalu lintas penerbangan disana. Semakin crowded, maka kontribusi tentu akan semakin meningkat,” ujarnya.

Pada Maret, Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengusulkan ke pemerintah pusat agar memprioritaskan rencana pembangunan bandara milik GGRM. Pemilihan bandara Kediri dinilai lebih siap dibandingkan rencana bandara Tulungagung.

Pada Mei, Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengatakan pihaknya masih melakukan studi terkait pembangunan bandara Kediri. Dia menilai pembangunan bandara di Kediri akan meningkatkan perekonomian masyarakat di Jawa bagian Selatan.

PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) menjadi satu-satunya dari empat emiten rokok yang mencetak pertumbuhan pendapatan sepanjang paruh pertama tahun ini. Pendapatan GGRM naik 8,88% dari Rp36,96 triliun pada semester I/2016 menjadi Rp40,25 triliun pada semester I/2017.

Perseroan juga mencetak peningkatan laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar 8,71% menjadi Rp3,13 triliun pada semester I/2017 dari Rp2,87 triliun pada semester I/2016.

Reza menambahkan harga saham GGRM memang tergolong premium dibandingkan kompetitornya, tetapi harga premium tersebut masih ditopang oleh kinerjanya. Menurutnya, meskipun ada anggapan bahwa industri rokok ini tidak baik dan ada sentimen soal kenaikan PPN, tetapi GGRM masih bisa mencatatkan kenaikan.

“Ini menandakan daya beli masyarakat masih ada dan GGRM bisa memenangkan persaingan pasar,” katanya saat dihubungi, Kamis (3/8/2017) malam.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler