Bisnis.com, BANYUWANGI – Tingkat keterisian atau load factor penumpang pesawat rute baru Jakarta-Banyuwangi yang dilayani NAM Air dari Sriwijaya Air Group sejak dibuka pada pertengahaan Juni 2017 sudah mencapai 95%.
"Load factor-nya sangat bagus, pada beberapa momen bahkan tingkat keterisiannya bisa 100%," kata Direktur Operasional NAM Air Capt Daniel Adhitya di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (4/8/2017).
Daniel mengatakan jumlah penumpang NAM rute Jakarta-Banyuwangi terus mengalami kenaikan sejak dibuka 16 Juni. Selama Juni, rata-rata tingkat keterisian pesawat 70%. Jumlah itu meningkat drastis pada Juli hingga 95% dengan jumlah penumpang keseluruhan sebanyak 2.760 orang. Kapasitas pesawat NAM Air sendiri mampu memuat 120 orang.
"Kami sangat gembira dengan adanya peningkatan jumlah penumpang tersebut. Apalagi dari pengamatan kami penumpang rute Jakarta-Banyuwangi tidak mempengaruhi penumpang pada rute Surabaya-Banyuwangi, ini berarti memang ada geliat ekonomi di Banyuwangi," kata Daniel.
Dia yakin, ke depan jumlah penumpang bakal terus tumbuh didukung tiga segmen penumpang yang mengakses rute ini.
Pertama, dunia usaha yang memiliki atau berniat berbisnis di Banyuwangi, termasuk daerah sekitarnya. Kedua, wisatawan yang akan berlibur. Ketiga, segmen umum, termasuk mereka yang mempunyai kepentingan pendidikan, karena telah ada tiga perguruan tinggi negeri di Banyuwangi.
"Menurut saya jumlah penumpang saat ini seperti fenomena gunung es, baru kelihatan puncaknya saja, sementara penumpang potensial lainnya masih sangat banyak dan belum terlihat. Sementara ini kita masih mengamati tren penumpang hingga beberapa waktu ke depan," ujarnya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan penerbangan rute Jakarta-Banyuwangi ini memberikan dampak positif bagi daerah. "Banyuwangi memulai dari bawah, dari tak ada penerbangan sampai sekarang ada empat kali penerbangan tiap hari.”
Jadwal Surabaya-Banyuwangi kini tiga kali sehari, Jakarta-Banyuwangi sekali sehari. “Dengan arus wisatawan, dunia usaha, kalangan pendidikan, dan masyarakat luas ke Banyuwangi, tentu ini memberi dampak ekonomi yang positif. Hal itu terkonfirmasi dari peningkatan pendapatan per kapita warga, dan penurunan kemiskinan," ujar Anas.
Jumlah penumpang di Bandara Banyuwangi sendiri terus melonjak. Pada 2011, jumlah penumpang baru tercatat 7.826 orang per tahun, lalu meningkat pesat 1.340% menjadi 112.661 orang pada 2016.
.jpg?w=300&h=221)
