Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pola Budaya Materialisme & Hedonisme Ancam Bonus Demografi

Maraknya pola budauya materialisme dan hedonisme dapat mengancam bonus demografi yang dinikmati bangsa Indonesia.
KH Salahuddin Wahid/ANTARA
KH Salahuddin Wahid/ANTARA

Bisnis.com, MALANG—Maraknya pola budauya materialisme dan hedonisme dapat mengancam bonus demografi yang dinikmati bangsa Indonesia.

Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, KH Salahudin Wahid memberikan penilaian saat memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (1/4/2017).

“Paham seperti itu justru mengancam bonus demografi. Paham seperti itu makin marak di Indonesia,”ucapnya.

Karena itulah, mintapara pemuda untuk menjauhi ancaman itu, yakni merokok, menggunakan narkoba gizi buruk, dan hedonisme.

Masyarakat Indonesia, kata dia, tak pantas menganut prinsip hedonisme dan materialisme. Hedonisme adalah paham yang menganut bahwa hidup mesti digunakan untuk kepuasan diri. Sedangkan matreliasme beranggapan bahwa hidup adalah materi, tak ada yang selain itu. Selain bertentangan dengan falsafah hidup bangsa Indonesia, hal ini tentunya bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Karena itulah, dia tidak setuju terhadap slogan yang sering terdengar “muda foya-foya, tua kaya-raya, mati masuk surga. “Indonesia akan mendapat bonus demografi pada 2020 sampai 2030 nanti. Ini adalah potensi yang luar biasa, jadi harus digunakan untuk berkarya lebih. Tidak mungkin lah, mudanya foya-foya tuanya kaya raya, matinya masuk surga,” tuturnya.

Saat ini, kata Gus Solah, humanisme sering dimaknai sebagai bagian yang terpisah dari nilai-nilai spiritual transenden. Masyarakat seharusnya mempunyai harkat, martabat, dan kemampuan untuk memutuskan masa depannya. Namun, memasuki era posmodernisme, manusia malah menjadi kelompok mu’tazilah, memisahkan diri dari agama dan menentukan hidup dengan caranya sendiri.

Terkait humanism, menurut dia, sebenarnya ajaran itu dikenal sejak awal kehidupan Islam. Banyak ayat dalam Al-Quran yang juga menerangkan hal ini. Salah satunya yang sering diungkapkan KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, yakni surat Al-Maun.

Surat ini menyinggung bahwa manusia yang mendustakan agama adalah mereka yang menghardik anak yatim dan tidak memberi makan orang miskin. Inilah bukti bahwa Islam menjunjung tinggi humanisme.

“Manusia berasal dari Tuhan dan akan kembali ke Tuhan. Dikirimkan ke bumi untuk menjadi khalifah, menjadi wakil Tuhan Tuhan, jadi lengkapilah dengan kemampuan untuk mempergunakan akal. Inilah humanisme Islam,” ujar Gus Solah.

Rektor UMM Fauzan menegaskan kuliah umum oleh tokoh agama ini adalah sebagian dari upaya UMM untuk berkontribusi dalam memperbaiki karakter mahasiswa.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Editor : News Editor
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper