Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Program Rumah Garam Jatim Tingkatkan Serapan Garam Petani ke Industri

Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan mendorong serapan garam rakyat untuk industri karena saat ini masih di bawah 30 persen, dan sisanya 70 persen untuk konsumsi.

Bisnis.com, SURABAYA—Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan mendorong serapan garam rakyat untuk industri karena saat ini masih di bawah 30 persen, dan sisanya 70 persen untuk konsumsi.

"Salah satu upaya kami adalah dengan meningkatkan kualitas garam petani. Mereka didorong dengan penggunaan teknologi 'geo membrane', dan inisiasi program percontohan rumah garam," kata Kepala Bidang Kelautan, Pesisir dan Pengawasan (KPP) Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim Fatkhur Rozaq di Surabaya, Rabu (23/3/2017).

Dengan upaya itu, kata dia, separuh dari produksi garam rakyat bisa dipakai industri, dan dorongan itu telah dilakukan di 46 titik serta 12 sentra produksi garam, seperti Madura dan Tuban.

"Jadi, program rumah garam tersebut akan diberi sarana berupa plastik khusus sehingga bisa mempermudah pembuatan garam, paling tidak ketika hujan masih bisa berproses," katanya.

Fakhur mengatakan bahwa alokasi anggaran untuk program itu mencapai sekitar Rp2 miliar, atau separuh dari total anggaran yang ditetapkan pemerintah untuk pengembangan sektor garam yang mencapai sekitar Rp4 miliar.

"Kami juga berupaya melakukan normalisasi tambak garam di empat titik tambak yang berlokasi di Madura agar saluran air menuju tambak garam lancar sebab hal itu merupakan bahan baku garam," tuturnya.

Selain itu, kata dia, juga memberikan bimbingan teknologi kepada istri petani garam terkait dengan cara pengolahan bahan baku garam menjadi produk siap pakai sampai dengan pola pengemasan dan memasarkannya sendiri.

"Apa yang kami lakukan ini selaras dengan program kementerian, salah satunya pemberdayaan usaha garam rakyat atau Pugar," katanya.

Ia berharap di akhir tahun 2017 bisa tercapai target produksi garam rakyat Jatim yang mencapai 1,1 juta ton dengan estimasi musim kemarau sekitar 5 sampai 6 bulan.

"Tidak seperti pada tahun 2016 yang termasuk kemarau basah sehingga dampak pada produksi garam besar. Dari target 1,068 juta ton, tercapai 98.840 ton atau sekitar 9 persen dari target," katanya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Writer
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper