Bisnis.com,SURABAYA—Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengharapkan perbaikan infrastruktur irigasi menjadi fokus utama pembangunan pertanian, agar indeks pertanaman dan luasnya semakin meningkat.
"Irigasi masih menjadi persoalan di Jatim sehingga harus ada perbaikan," ujarnya di sela Rapat Koordinasi Pencapaian Target Tanam Padi Periode Januari-Maret 2017 di Makodam V/Brawijaya Surabaya, Kamis (26/1/2017).
Turut hadir pada Rakor tersebut Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI I Made Sukadana, sejumlah Bupati/Wali Kota dan Kodim se-Jatim.
Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur mengatakan berbagai masalah terkait infrastruktur irigasi antara lain kerusakan 470 bendung-bendung irigasi dan pengelolaaan irigasi yang belum terpadu.
Selain itu, sawah irigasi yang gagal panen akibat bencana banjir rutin seluas sekitar 30.000 hektare di daerah Bojonegoro, Lamongan, Tuban dan Madiun, serta menurunnya kinerja jaringan irigasi tingkat primer, sekunder, dan tersier akibat umur bangunan dan fungsi layanannya menjadi persoalan.
Tak itu saja, terdapat juga jaringan irigasi yang belum dikembangkan setelah berakhirnya pembangunan infrastruktur sumber daya airnya.
"Contohnya, Daerah Irigasi Bajulmati 1.000 hektare, Nipah 500 hektare, Bengawan Jero Lamongan (Intake Babat Barrage) 8.000 hektare, Mrican Kanan (Sal. Sek. Papar-Peterongan) 7.000 hektare, dan Bojonegoro Barrage (pompa) 10.000 hektare," ucapnya.
Karena itulah, lanjut dia, fokus utama pembangunan pertanian di Jatim adalah mengoptimalkan infrastuktur yang sudah ada, seperti perbaikan infrastruktur irigasi, dan bukan menambah bendungan-bendungan baru.