Bisnis.com, MALANG — Penjualan rumah tipe menengah-atas di Malang diproyeksikan moncer, bisa tumbuh sekitar 30%-40%, setelah pemerintah menanggung PPN rumah seharga Rp2 miliar ke bawah.
Ketua REI Komisariat Malang, Suwoko, mengatakan puncak penjualan rumah nonsubsidi diperkirakan berlangsung pada Maret-April 2023. “Saat ini pengembang tengah mempersiapkan diri merespons kebijakan tersebut, seperti promosi maupun membangun rumah,” ujarnya, Kamis (2/11/2023).
Secara normal, kata dia, penjualan rumah komersial tipe menengah-atas di malang rerata 200 unit/tahun, sedangkan khusus rumah mewah dengan harga Rp1 miliar-Rp2 miliar mencapai 50 unit/bulan.
Menurut dia, penjualan rumah tertahan karena memasuki tahun politik. Jika tidak bersamaan dengan memasuki tahun politik, pertumbuhan penjualan rumah komersial di Malang bisa lebih tinggi lagi. Secara historis, penjualan rumah komersial akan mengalami kontraksi saat memasuki tahun politik.
Hal itu terjadi karena investor rumah sangat sensitif terhadap isu politik. Mereka mengharapkan adanya stabilitas politik dan ekonomi sehingga investasi mereka akan aman. “Sedangan pada tahun politik, kan, kondisinya serba tidak pasti. Kondisi ke depan masih merabah-rabah, bergantung pada pemimpin yang terpilih,” ucapnya.
Oleh karena itulah, kata dia, saat memasuki tahun politik investor rumah biasanya menahan diri untuk melakukan investasi, yakni membeli rumah. Mereka menunggu kondisi benar-benar stabil.
Baca Juga
“Tapi untuk triwulan IV/2023 sampai triwulan I/2024, diperkirakan penjualan rumah komersial tetap tumbuh besar karena adanya kebijakan insentif perpajakan dari pemerintah,” ujarnya.
Kebijakan pemerintah menanggung PPN rumah dengan harga Rp2 miliar ke bawah, dia menegaskan, sangat mendukung pertumbuhan ekonomi daerah yang dipicu penjualan rumah.
Dengan ditanggungnya PPN oleh pemerintah, kata dia, diperkirakan sangat efektif memacu penjualan rumah. Pertimbangan, nominal PPN yang ditanggung pemerintah sangat besar, yakni 11%. Konsumen akan segera memanfaatkan kesempatan tersebut karena kebijakan tersebut hanya berlaku enam bulan.
Menurut dia, tipe konsumen rumah komersial di Malang biasanya untuk investasi. Seperti pembeli rumah dari Kalimantan, sambil menunggu harga rumah naik, rumah yang dibeli dimanfaatkan untuk ditempati anak-anak mereka yang kuliah di Malang.
Dengan ditanggungnya PPN, kata dia, maka akan mendorong investor membeli rumah. Mereka mengkalkulasi, setidaknya mereka sudah mengantongi keuntungan 11% karena harganya lebih murah dari rumah yang PPN tidak ditanggung pemerintah. “Jadi bagi konsumen rumah tipe investor, PPN rumah seharga Rp2 miliar ke bawah ditanggung pemerintah sangat menguntungkan untuk kegiatan investasi,” ujarnya.(K24)