Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gempa Bumi di Selatan Jawa Timur Meningkat, Khofifah Ajak Pemda Perkuat Mitigasi Bencana

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ajak kepala daerah untuk meningkatkan mitigasi bencana.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kiri) didampingi Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) Hadi Santoso melayani pertanyaan wartawan/Bisnis-Wahyu Darmawan
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kiri) didampingi Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) Hadi Santoso melayani pertanyaan wartawan/Bisnis-Wahyu Darmawan

Bisnis.com, SURABAYA - Aktivitas kegempaan di sepanjang selatan Jawa Timur mengalami peningkatan sejak lima tahun terakhir.

Berdasarkan catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada rentang tahun 2013-2015 itu jumlah gempa bumi di wilayah tersebut kurang dari 230 kali pertahun.

Namun demikian, pada tahun 2016-2020 aktivitas kegempaan meningkat menjadi lebih dari 450 kali setahun.

Menyikapi hal itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak para pemerintah kabupaten/kota di sepanjang selatan Jatim untuk memperkuat mitigasi bencana.

"Kepada kepala daerah mohon untuk segera melakukan audit kelayakan konstruksi bangunan dan infrastruktur, penyiapan jalur dan sarana prasarana evakuasi yang layak dan memadai," ungkap Khofifah dikutip dari laman kominfo.jatimprov.go.id, Senin (20/12/2021).

Menurut Khofifah, penguatan dalam hal mitigasi tersebut harus dilakukan untuk meminimalisir dampak yang terjadi jika sewaktu-waktu gempa bumi dan tsunami menghamtam selatan Jatim.

Pemerintah Daerah menurut Khofifah harus segera membuat rencana aksi dengan berbagai skenario, dari yang ringan hingga antisipasi terburuk. Rencana aksi tersebut harus juga mencakup jalur evakuasi, proses evakuasi dan pola penanganan pengungsi jika bencana terjadi.

Selain mitigasi, lanjut Khofifah, perlu juga penguatan dalam hal literasi bencana masyarakat. Dengan begitu masyarakat tidak gagap dan bingung serta tahu harus berbuat apa saat bencana terjadi.

"Masyarakat ini harus mengerti kalau memang suatu daerah berpotensi untuk tsunami, gempa sebenarnya sudah menjadi early warning system. Maka sosialisasi tentang mitigasi bencana harus ditingkatkan karena masyarakat harus bisa melakukan evakuasi mandiri," jelasnya.

"Karena gak akan nutut, kalau mengikuti ritme dan menunggu relawan datang. Sebab, kemungkinan jarak dari gempa ke tsunami biasanya hanya 20 menit saja," lanjutnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG Pusat Rakhmat mengatakan bahwa masih akan ada potensi gempa berkekuatan besar yang timbul di selatan Jawa Timur. Untuk itu, sudah harus ada penanganan dan persiapan dari sekarang.

"Skenario terburuk ada di Selatan Jawa dengan skala VI VII MMI. Potensi kerusakan luar biasa dan bisa menimbulkan tsunami sampai 29 meter. Kerusakan juga berdampak ke 200-250 km dari bibir pantai. Sumber gempa sudah ada di sana dengan magnitudo 7.0, termasuk di daratan juga ada. Jadi kita sudah harus bersiap dari sekarang," tutupnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper