Bisnis.com, SURABAYA - Kinerja penjualan PT Jamu Iboe Jaya hingga akhir tahun ini diyakini bisa tumbuh mencapai 19 persen seiring dengan meningkatnya konsumsi pasar terutama untuk segmen produk jamu tradisional.
Product Gorup Manager Jamu Iboe, Perry Angglishartono mengatakan jika melihat tren permintaan pasar di sepanjang tahun ini mengalami fluktuasi seiring dengan kondisi Covid-19 yang kian menurun.
“Di kuartal IV ini kalau dibandingkan kuartal sebelumnya kelihatan sedikit menurun, ini sejalan dengan pandemi yang juga turun. Jamu untuk kesehatan kan produk yang paling dicari di saat pandemi sedang tinggi-tingginya,” katanya kepada Bisnis di sela-sela HUT ke-36 Bisnis Indonesia, Selasa (14/12/2021).
Namun, lanjutnya, jika dibandingkan kinerja 2020, untuk tahun ini tumbuh sekitar 19 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada produk jamu tradisional yakni tumbuh 20 persen, sedangkan jamu modern kapsul tumbuh mencapai 35 persen, dan untuk produk herbal drink atau minuman kesehatan tercatat stagnan.
“Memang untuk prduk herbal drink itu kan banyak dijual di gerai-gerai, tapi selama pandemi gerai di kampus-kampus itu masih tutup semua, gerai di mal sebagian ada yang buka kalau mal nya ramai, dan ada yang tutup kalau mal nya sepi,” jelasnya.
Perry menambahkan untuk gerai yang ada di lingkungan rumah sakit justru mengalami pertumbuhan yang sangat bagus. Saat ini Jamu Iboe sendiri memiliki 3 gerai di rumah sakit.
“Kalau penjualan secara online di berbagai marketplace, masih cukup bagus. Kinerja yang positif ini juga tidak lepas dari sosialisasi dari pemerintah terhadap kesehatan selama pandemi,” imbuhnya.