Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemprov Jatim Targetkan Punya 77 SMK BLUD Sampai Akhir Tahun

Saat ini jumlah SMK BLUD di Jatim mencapai 20 SMK yang berorientasi pendidikan vokasi dan inovasi. Jumlah tersebut merupakan yang terbanyak di antara provinsi lainnya di Indonesia.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kiri)/Bisnis-Wahyu Darmawan
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kiri)/Bisnis-Wahyu Darmawan

Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menargetkan hingga akhir tahun ini bisa meningkatkan jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) menjadi 77 SMK BLUD.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan saat ini jumlah SMK BLUD di Jatim mencapai 20 SMK yang berorientasi pendidikan vokasi dan inovasi. Jumlah tersebut merupakan yang terbanyak di antara provinsi lainnya di Indonesia.

“Saat ini juga sedang dilakukan proses evaluasi kelayakan untuk tambahan 62 SMK yang mengajukan untuk menjadi SMK BLUD, dan ditargetkan sampai akhir tahun ini bisa menjadi 77 SMK BLUD. Ini membuktikan bahwa SMK di Jatim terus meningkatkan kualitas dengan terobosan inovasi dan kreasi,” jelasnya dalam rilis, Senin (8/11/2021).

Dia mengatakan pihaknya sangat mendorong SMK BLUD untuk menjadi laboratorium inovasi agar mampu menghasilkan lulusan yang unggul dan kompeten. Menurutnya, laboratorium inovasi tersebut diharapkan bisa dikomersilkan sekaligus dapat mencetak wirausahawan muda dari hasil inovasi dan karya yang dibuat.

“Yang link dan match antara SMK dan industri, dunia usaha dan dunia kerja, sehingga daya saing siswa SMK akan semakin tinggi dan mampu menghadapi persaingan global. Selain itu, lulusan SMK tidak perlu mencari pekerjaan, tetapi mereka lah yang kemudian menciptakan lapangan kerja bagi dirinya dan orang lain,” ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Wahid Wahyudi menambahkan proses pengurusan status SMK BLUD memang memiliki syarat yang cukup ketat dari syarat substantif, teknis hingga persyaratan administratif. 

"Substantif artinya SMK tersebut mempunyai kompetensi keahlian yang berkaitan dengan pelayanan umum. Jadi sekolah harus punya keunggulan tertentu sesuai dengan potensi lokal daerah tersebut," ujarnya.

Sedangkan secara teknis, jelas Wahid, merupakan persyaratan kelayakan kinerja pelayanan dan keuangan. Sedangkan administratif adalah menilai kelayakan rencana strategis bisnis, pola tata kelola dan persyaratan legalitas lain yang dipersyaratkan.

Dia menambahkan salah satu SMK BLUD yang kini telah melakukan inovasi yakni SMK 1 Jenangan Ponorogo yang sudah mampu memproduksi pupuk organik granula (POG) menggunakan mesin G-Esemka hasil inovasi siswa dan gurunya. 

Mesin tersebut merupakan alat pengolahan pupuk organik dengan menggunakan granulator yang difungsikan untuk mengubah material serbuk menjadi butiran (granule) yang sangat diperlukan dalam pembuatan pupuk organik granule (POG).

“Inovasi ini menjadi bukti nyata peran SMK BLUD Jatim dalam mewujudkan pembelajaran berbasis Teaching Factory (TEFA) dan Project Based Learning,” imbuhnya. 

Diketahui, inovasi G-Esemka sendiri telah dibeli oleh Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo, selain itu juga digunakan oleh kelompok Tani “Makmur” Desa Sumoroto dengan produk pupuk organik cap “Merak”.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper