Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Pembangunan 10.000 Unit Rumah Bersubsidi di Jatim Sulit Tercapai

Dengan lambatnya penyerapan rumah bersubsidi maka otomatis berdampak pada sisi pasokan, pembangunan unit rumahnya, yang ikut melambat.
Ketua Apersi DPD Jatim Korwil Malang, Dony Danatha, pada Pelatihan SOP Perusahaan dan Sosialisasi OSS RBA Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) DPD Jatim Korwil Malang di Malang, Jumat (8/10/2021)./Bisnis-Choirul Anam
Ketua Apersi DPD Jatim Korwil Malang, Dony Danatha, pada Pelatihan SOP Perusahaan dan Sosialisasi OSS RBA Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) DPD Jatim Korwil Malang di Malang, Jumat (8/10/2021)./Bisnis-Choirul Anam

Bisnis.com, MALANG — Target pembangunan 10.000 unit rumah bersubsidi di Jatim pada 2021 sulit terealisasi karena adanya peningkatan Covid-19 pada Juli 2021 sehingga diberlakukan pengetatan regulasi.

Pengurus DPD Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Jatim, Evan Djunaidi, mengatakan saat Covid mencapai puncaknya yang diikuti dengan adanya kebijakan PPKM Darurat dan PPKM Level 4, angka penjualan rumah bersubsidi terjun bebas, turun sekitar 70 persen.

“Pengembang tidak bisa bertransaksi karena end user tidak bisa meninjau lokasi proyek karena ada pengetatan mobilitas penduduk,” ujarnya di sela-sela Pelatihan SOP Perusahaan dan Sosialisasi OSS RBA Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) DPD Jatim Korwil Malang di Malang, Jumat (8/10/2021).

Dengan lambatnya penyerapan rumah bersubsidi, kata dia, maka otomatis berdampak pada sisi pasokan, pembangunan unit rumahnya, yang ikut melambat. Karena itulah, sampai dengan September 2021, unit rumah bersubsidi yang dibangun pengembang di Apersi di Jatim hanya mencapai 2.500 unit.

Namun pada kuartal IV/2021, kata dia, bersamaan dengan melonggarnya regulasi Covid karena pandemi relatif mereda, pembangunan bisa dikebut lagi. Sampai akhir 2021, diperkirakan unit rumah yang mampu dibangun pengembang Apersi bisa mencapai 5.000 unit.

Dengan capaian itu, ujar Evan, masih dibawah pencapaian 2020 yang menembus 6.500 unit. Karena itulah, pada 2022 diharapkan pembangunan rumah bersubsidi bisa digenjot untuk menutupi kekurangan pasokan pada 2020-2021.

Upaya percepatan pembangunan rumah bersubsidi, dimungkinkan dengan syarat pasar kondusif serta pembiayaan dipermudah dengan skema FLPP.

Pasar kondusif yang dimaksud, yakni adanya pelonggaran regulasi Covid. Dengan adanya kelonggaran regulasi, maka ada mobilitas penduduk untuk melihat lokasi perumahan yang akan mereka beli.

Skema pembiayaan lewat FLPP, kata Evan, juga perlu terus diberlakukan karena merupakan skema pembiayaan terbaik bagi pengembang maupun end user. Jika syarat-syarat terpenuhi, maka upaya menggenjot pembangunan rumah bersubsidi pada 2022 bisa terealisasi dengan lebih mudah.

Daerah yang potensial dibangun rumah bersubsidi di Jatim a.l Banyuwangi, Jember, Pasuruan, Lamongan, dan Kediri.

Ketua Apersi DPD Jatim Korwil Malang, Dony Danatha, menambahkan potensi pasar di Malang Raya dan Pasuruan masih cukup baik. Dari sisi harga tanah, rumah bersubsidi masih memungkinkan dibangun di Kab. Malang dan Kab. Malang.

“Intinya, pasar rumah bersubsidi masih sangat besar,” katanya.

Syarat bisnis rumah bersubsidi bisa semarak, kata dia, skema pembiayaan jelas dan mudah, yakni menggunakan skema FLPP. Di sisi lain, ada pelonggaran kebijakan terkait Covid-19.(K24)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper