Bisnis.com, SURABAYA - Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur memaparkan terdapat 5 kabupaten di Jatim dengan tingkat kepatuhan dalam menjaga jarak sangat rendah selama momen libur panjang/cuti bersama akhir Oktober lalu.
Data Satuan Gugus Tugas Covid-19 Jatim menyebutkan lima daerah dengan tingkat kepatuhan terendah dalam menjaga jarak itu di antaranya Lumajang 41,05 persen, Probolinggo 52,06 persen, Bangkalan 58,83 persen, Sumenep 59,63 persen dan Sampang 60,6 persen.
Selama momen cuti bersama itupun terjadi peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 yakni pada periode 27 Oktober - 1 November 2020 tercatat ada penambahan kasus baru di atas 400 kasus. Sedangkan selama periode 1 - 29 November terdapat penambahan kasus mencapai 8.765 orang.
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim, dr. Joni Wahyuadi mengatakan dengan tingginya penambahan kasus, sejumlah daerah seperti Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu) membutuhkan penambahan rumah sakit lapangan.
“Kajian kondisi bed isolasi di rumah sakit Malang Raya menunjukkan masih membutuhkan penambahan rumah sakit lapangan,” katanya, Rabu (2/12/2020).
Adapun data pada periode 29 November 2020, dari total 12 RS rujukan di Malang Raya tercatat tingkat keterisiannya rerata sudah mencapai 70 persen. Sebanyak enam rumah sakit di antaranya bahkan sudah mencapai 100 persen untuk ruang isolasi, sedangkan ruang ICU yang terpakai 100 persen ada 3 rumah sakit.
Dari data evaluasi mengenai situasi Covid-19 pasca libur panjang itu juga menunjukkan ada peningkatan mobilitas masyarakat Jatim. Mobilitas tertinggi terjadi di kawasan taman dan fasilitas publik mencapai di atas 50 persen, di perumahan, grosir, apotek, ritel dan sarana rekreatif terjadi peningkatan mobilitas di bawah 10 persen - 20 persen.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan Jatim sendiri sudah banyak melakukan kegiatan operasi yustisi secara merata di semua daerah dan merupakan provinsi tertinggi yang melakukan kegiatan operasi. “Pasca operasi yustisi secara masif, laju kasus di Jatim cenderung flat,” Katanya.
Khofifah menyebut kunci keberhasilan pengendalian Covid-19 sebenarnya adalah strong partnership. Mengingat, pandemi Covid-19 adalah situasi yang baru benar-benar dihadapi tanpa ada referensi mana yang baik, efektif, dan memberikan percepatan pemulihan.
“Semua harus saling sinergi dan kolaborasi untuk menangani dan mengendalikan penyebaran Covid-19 sambil learning by doing, mencari format yang paling efektif, dan terus mengenali jurnal-jurnal terbaru dari WHO, Kemenkes, Laboratorium Dunia sebagai best practice dalam penanganan Covid-19,” jelasnya.