Bisnis.com, MALANG - Turunnya harga tiket pesawat 26,35 persen menjadi penyumbang terbesar deflasi di Kota Malang pada Maret yang mencapai 0,41 persen.
Kepala BPS Kota Malang Sunaryo mengataan deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks dua kelompok pengeluaran, yakni Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau sebesar 0,41 % dan Kelompok Transportasi sebesar 3,21%.
“Sepuluh komoditas teratas yang memberikan andil terbesar deflasi pada Maret 2020, yakni angkutan udara, cabai merah, cabai rawit, daging ayam ras, bawang putih, jagung manis, kentang, daging sapi, kacang panjang dan semangka,” katanya di Malang, Rabu (1/4/2020).
Sementara itu kelompok yang mengalami inflasi, yakni kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,18%, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar lainnya sebesar 0,04%; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,08 %; kelompok kesehatan sebesar 0,12 %.
Selanjutnya, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,23%; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,27%; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,15%; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,18 %.
Sementara itu kelompok dengan indeks stabil adalah kelompok pendidikan. Tingkat inflasi tahun kalender Maret 2020 sebesar 0,28 % dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2020 terhadap Maret 2019) sebesar 1,13 %.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau pada Maret 2020 mengalami deflasi sebesar 0,50 % atau terjadi penurunan indeks dari 105,14 pada Februari 2020 menjadi 104,61 pada Maret 2020.
Dari 3 subkelompok pada kelompok ini, 1 sub kelompok mengalami deflasi, 2 sub kelompok mengalami inflasi. Subkelompok yang mengalami deflasi yaitu subkelompok makanan sebesar 0,62 %.
Subkelompok yang mengalami inflasi adalah subkelompok minuman tidak beralkohol sebesar 0,12 % dan diikuti sub kelompok rokok dan tembakau sebesar 0,05 %.
Kelompok ini pada Maret 2020 memberikan andil/sumbangan deflasi sebesar 0,11 %. Komoditas yang menyumbang deflasi adalah cabai rawit sebesar 0,07 %, dan daging ayam ras sebesar 0,03 %, cabai merah sebesar 0,11 %.
Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi, yaitu: gula pasir sebesar 0,02 %, anggur sebesar 0,01 %, dan udang basah sebesar 0,01 %.
Kelompok ini pada Maret 2020 mengalami deflasi sebesar 3,21 % atau terjadi penurunan indeks dari 101,54 ada Februari 2020 menjadi 104,91 pada Maret 2020. Dari 4 subkelompok pada kelompok ini, 1 subkelompok mengalami deflasi, 3 subkelompok tidak mengalami perubahan. Subkelompok yang mengalami deflasi yaitu subkelompok jasa angkutan penumpang sebesar 15,87 %.
Sementara itu subkelompok yang tidak mengalami perubahan yaitu subkelompok pembelian kendaraan, subkelompok jasa pengiriman barang dan subkelompok pengoperasian peralatan transportasi pribadi Kelompok ini pada Maret 2020 memberikan andil/sumbangan deflasi sebesar 0,42 %.
Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi, yaitu angkutan udara sebesar 0,44 %.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang Azka Subhan Aminurridho mengatakan deflasi di Kota Malang yang tercatat sebesar 0,41% (mtm) pada Maret ini terutama disebabkan oleh penurunan tarif angkutan udara sebesar 26,35%.
Tarif angkutan udara memiliki andil yang signifikan sehingga fluktuasi tarif angkutan udara akan sangat berdampak terhadap realisasi inflasi/deflasi di Kota Malang.
Sementara itu meski komoditas lainnya mengalami kenaikan harga tapi perlu dilihat juga seberapa besar andil komoditas tersebut terhadap inflasi/deflasi Kota Malang.
Turunnya tarif angkutan udara sebagai respon terhadap kebijakan Pemerintah yang memberikan sejumlah insentif berupa diskon tiket pesawat hingga potongan harga pelayanan jasa penumpang pesawat udara dan avtur pada awal
Maret 2020 sebagai upaya Pemerintah untuk mempertahankan kinerja sektor pariwisata ditengah wabah Covid-19.
Faktor lain yang menyebabkan deflasi bulan ini adalah turunnya harga beberapa komoditas bahan makanan dan hortikultura akibat mulai bertambahnya pasokan seiring dengan kondisi seasonal telah dimulainya musim panen.
“Dengan tetap mempertimbangkan potensi risiko kedepan, serta kontribusi positif kebijakan pemerintah pusat dan daerah dan koordinasi yang kuat antara pemerintah daerah dengan Bank Indonesia, KPw BI Malang tetap optimis realisasi Kota Malang akan berada pada rentang 3,0±1% sesuai target inflasi 2020,” ucapnya.