Tahun 2020, Apa Yang Bisa Diharapkan?

Tanpa disadari bulan pertama dekade baru ini hampir berlalu.. Dan setelah semua gemuruh pergantian tahun berakhir, apa yang masih tersisa?

Bisnis.com, SURABAYA -- Tanpa disadari bulan pertama dekade baru ini hampir berlalu.. Dan setelah semua gemuruh pergantian tahun berakhir, apa yang masih tersisa?

Bagi sebagian orang, Resolusi 2020 adalah penyemangat untuk menjadikan tahun ini sebagai tahun terbaik mereka. Namun tak kurang juga yang sudah
melupakan janji dan niat tahun barunya, hampir sama cepatnya dengan pudarnya percikan kembang api malam tahun baru.

Segera mereka kembali ke rutinitas tahun sebelumnya, meskipun berniat merajut transformasi tahun baru.

Setelah 14 tahun berkarir sebagai business coach dan bertemu ratusan entrepreneur/CEO sepanjang jalan, saya menarik satu persamaan yang mau tak mau tampak jelas: sebagian besar pebisnis akan tetap seperti semula tahun demi tahun. Dan inilah beberapa dua penyebab stagnansi itu terjadi.

Pertama, kita terlalu heboh memikirkan yang akan terjadi di sekitar kita tahun ini (situasi eksternal). Dan terlalu sedikit memikirkan hal yang lebih penting: apa yang akan bisa kita lakukan (internal) untuk menjadikan tahun ini lebih sukses.

Seringkali topik –topik seperti intrik politik, perang dagang raksasa dunia, bahkan seluk beluk kehidupan para pesohor menjadi obrolan yang lebih menarik
ketimbang kaderisasi bakat-bakat masa depan di perusahaan kita.

Terkadang kita lebih rajin mengevaluasi dan mengkritik kinerja politisi/pejabat publik daripada mencari ruang perbaikan kinerja diri maupun team kita.

Kedua, banyak pebisnis terlalu fokus mencari “hal baru” yang akan mulai dikerjakan di tahun baru. Inovasi apa? Terobosan apa? Hal baru yang selama ini belum pernah dilakukan yang akan mulai dilakukan tahun ini. Eksplorasi ide segar yang belum terpikir sebelumnya.

Lho, dimana salahnya? Bukankah ini sangat positif?

Benar. Dengan catatan ide baru tersebut dilakukan dengan konsisten, terencana, dan terukur. Konsisten, bukan hanya sekedar hangat-hangat lumpia ayam.
Terencana, bukan sporadis dan tergantung mood. Serta terukur, artinya dinilai dan diuji lalu diperbaiki bertahap setiap saat.

Dan lagi, ada satu hal yang kerap terlewatkan dari pandangan kita, yang sebenarnya jauh lebih mudah dan sederhana, namun sama bermanfaatnya. Apakah itu?

Saya meminta klien-klien kami untuk menyusun “Stop List” bukan sekedar “Start List”. Artinya selain memikirkan apa yang akan dimulai, pikirkan juga apa yang
harus dihentikan.

Kebiasaan buruk yang harus di-stop? Sikap indispiliner yang harus berhenti ditoleransi? Pembeli seperti apa yang akan berhenti dilayani? Produk merugikan yang harus dilupakan? Dan seterusnya.

Hasilnya jarang mengecewakan. Dengan menghentikan hal-hal yang merugikan, bahkan sebelum menambah hal baru untuk dikerjakan, seringkali kami berhasil membuat bisnis lebih lincah, ringan dan gesit untuk menangkap peluang. Dan otomatis keuntungan pun lebih mudah diraih dan diwujudkan. Less mistake means more profit!

Bagaimana dengan Anda? Semoga tahun ini menjadi tahun terbaik Anda!

Han “Tiger” Budiyono
Founder & CEO, Bara Coaching Group.
Senior Coach, ActionCOACH.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Terpopuler

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler