Bisnis.com, SURABAYA – Perusahaan besi scrap (besi tua) kapal bekas asal Surabaya PT Optima Prima Metal Sinergi (OPMS) terus menambah kontrak pembelian kapal bekas dengan perusahaan pelayaran guna merealisasikan target penjualan 24.000 ton besi scrap tahun ini.
Direktur Utama OPMS, Meilyna Widjaja mengatakan industri pengolahan logam dasar dalam 5 tahun terakhir ini memiliki pertumbuhan yang positif. Pada 2017, industri ini tumbuh mencapai 5,87% dan pada 2018 meningkat menjadi 8,99%.
“Pertumbuhan yang positif ini didorong oleh industri penunjang seperti konstruksi dan manufaktur terutama otomotif yang membutuhkan logam dasar sebagai salah satu bahan baku,” katanya, Kamis (22/8/2019).
Menurutnya, program pemerataan pembangunan infrastruktur di luar Jawa seperti jalan tol, jembatan, bandara, pelabuhan, power plant, dan bendungan sangat menunjang pertumbuhan industri besi baja termasuk besi scrap ini.
“Kami optimistis dengan industri ini karena peluang bisnisnya sangat besar sehingga kami perlu meningkatkan kapasitas produksi kami ke depannya,” imbuhnya.
Berdasarkan US Enviromental Protection Agency, lanjut Meilyna, penggunaan besi scrap untuk industri pengolahan besi baja dinilai lebih efisien karena mampu menggantikan biji besi murni dengan tingkat penghematan bahan mentah hingga 90%, bahkan mampu menghemat energi sampai 75%, penggunaan air bisa hemat 40%, mampu mengurangi polusi air 76% hingga mengurangi limbah tambang sampai 97%.
“Faktor lingkungan itu juga menjadi faktor pendorong pertumbuhan industri besi scrap ini, termasuk bisa mengurangi impor bahan baku besi baja,” imbuhnya.
Meilyna mengungkapkan OPMS sendiri rerata memotong besi kapal sebanyak 8 – 10 kapal bekas. Biasanya kapal yang menjadi target adalah kapal yang memiliki usia di atas 25 tahun dan sudah tidak memiliki asuransi.
Rencananya, OPMS akan memperbesar kapasitas bisnisnya salah satunya dengan masuk ke lantai bursa guna mendapatkan dana segar. Rencana Initial Public Offering (IPO) ini akan dilakukan perseroan dalam waktu dekat ini.