Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina Hulu Energi, melalui anak usahanya PT PHE West Madura Offshore membuka kembali (relaunching) Taman Pendidikan Mangrove di Desa Labuhan, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan.
Peresmian Taman Pendidikan Mangrove (TPM) yang digelar dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2019 itu bertemakan Coastal Clean Up.
Pembukaan kembali Taman Pendidikan Mangrove Labuhan dilakukan oleh Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron, dan ditandai dengan aksi bersih-bersih sampah plastik di pesisir pantai.
Ani Surakhman, General Manager PHE WMO, mengatakan kendati tantangan yang dihadapi PHE WMO sebagai cucu usaha PT Pertamina (Persero) dalam menjaga level produksi cukup berat, perusahaan tetap berkomitmen mendukung kegiatan pengembangan masyarakat.
Salah satunya adalah dukungan PHE WMO terhadap Pemkab Bangkalan yang membuka kembali TPM di Desa Labuhan, setelah lebih dari 12 bulan ditutup.
“PHE WMO juga konsisten dalam melaksanakan program CSR [Corporate Social Responsibility],” tuturnya melalui rilis yang diterima Bisnis, Kamis (8/8/2019).
Sementara itu, Bupati Bangkalan R. Abdul Latif Amin Imron berharap agar keberadaan destinasi wisata di kawasan pantai utara Madura ini bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bangkalan.
Bagaimana pun, lanjutnya, keberadaan TPM yang menjadi ekosistem di hutan mangrove menjadi salah satu kebanggaan warga Bangkalan.
Selain berwisata, pengunjung bisa belajar dan meneliti berbagai jenis satwa di ekosistem mangrove karena konsep destinasi ini adalah taman pendidikan. ”Pembukaan kembali TPM menjadi jawaban dari tingginya harapan masyarakat terhadap destinasi wisata itu,” katanya.
Bupati juga mengucapkan terima kasih kepada PHE WMO yang telah memberikan CSR dalam bentuk TPM. "Ke depan Pemkab Bangkalan bersama tokoh masyarakat setempat akan mengelola TPM. Mungkin bisa melalui BUMDes," katanya.
Namun demikian, Abdul Latif berharap, masyarakat dan wisatawan ikut merawat flora dan fauna di kawasan tersebut. Pasalnya, mangrove memiliki peran penting sebagai penghasil oksigen dan penampung karbondioksida, mencegah abrasi pantai, menjaga kualitas air, dan menyerap polusi yang diakibatkan sampah manusia ataupun pencemaran dari pabrik.
”Selain berwisata, pengunjung bisa belajar dan meneliti berbagai jenis satwa di ekosistem mangrove karena konsep destinasi ini adalah taman pendidikan,” katanya.
BIBIT MANGROVE
M. Syahril, Kader Lingkungan TPM Labuhan, mengungkapkan, pada 2014 ada lebih dari 10.000 bibit mangrove ditanam di area seluas 8 hektare (ha).
Bibit mangrove yang ditanam antara lain berjenis Sonneratia Alba (Prapat), Rizhophora Stylosa, Stenggi, Rhizopora Apiculata, Sonneratia Alba, Rhizophora Mucronata, Ceriops Tagal, Avicenna Marina, dan Cemara Casuarina.
”Taman Pendidikan Mangrove Labuhan sudah semakin berkembang. Setiap akhir pekan, banyak mahasiswa datang berkemah dan melakukan penelitian berbagai jenis mangrove serta burung migran,” ujarnya.
Senada, Sudharto P. Hadi, Ketua Dewan Pertimbangan PROPER, mengatakan keberadaan hutan mangrove memiliki banyak manfaat, antara lain sebagai penghasil oksigen dan penampung karbondioksida, mencegah abrasi pantai, menjaga kualitas air, dan udara serta dapat menyerap polusi yang diakibatkan sampah manusia mau pun pencemaran pabrik.
"Peran serta masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan karena potensi di hutan mangrove sangat banyak yang bisa digali. Pembukaan kembali TPM oleh Pemkab Bangkalan yang didukung PHE WMO patut diapresiasi," ujar guru besar manajemen lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang.
PHE WMO merupakan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di bawah koordinasi SKK Migas yang terus berupaya menjaga level produksi minyak dan gas sesuai yang ditetapkan dalam APBN maupun RKAP. Bersamaan dengan itu, PHE WMO juga memiliki komitmen tinggi dalam mengimplementasikan tanggungjawab sosial dan lingkungan perusahaan di sekitar area operasi.
Hingga semester I 2019, PHE WMO memproduksikan minyak sebesar 4.098 barel per hari (BPH) dan gas sebesar 128 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).