Bisnis.com, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menawarkan kerja sama transfer teknologi perkebunan bunga mawar dan anggrek dengan China guna mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan melalui usaha tanaman.
"Saya tadi menyampaikan kepada Dubes China bahwa saya punya mimpi bagaimana bisa transfer teknologi penanaman bunga dari China karena teknologi di China sangat dahsyat," seusai mendatangi kantor Duta Masyarakat, Selasa (12/3/2019).
Dalam kunjungan Dubes China Xiao Qian ke Jatim pada 12 Maret 2019, Khofifah menyatakan ingin memiliki teknologi budidaya bunga mawar dengan berbagai kriteria seperti bunga mawar yang dapat tumbuh dengan warna yang bisa ditentukan, bunga mawar yang dapat diketahui waktu mekarnya hingga bunga mawar yang bisa tumbuh tanpa duri.
"Tanaman bunga mawar di sana sudah tanpa duri. Itu teknologi yang enggak susah di sana," katanya.
Menurutnya, bila teknologi itu bisa diterapkan di Jatim, maka masyarakat pedesaan yang memiliki lahan pertanian, terutama para perempuan kepala keluarga bisa diberdayakan mengingat hasil panen bunga mawar tersebut cukup lumayan.
"Kondisi lahan pertanian warga di Jatim ini rata-rata 0,2 ha. Jika lahan itu hanya ditanami padi, keuntungan yang diperoleh sedikit, tapi jika ditanami bunga mawar, keuntungannya menjadi berkali lipat, apalagi sampai pengembangan produk hilirnya misalnya menjadi bahan baku parfum dan kosmetik," katanya.
Dalam program pemberdayaan perempuan, lanjutnya, Pemprov Jatim akan mengupayakan akses kredit usaha rakyat setidaknya bisa untuk menyewa lahan 0,2 ha untuk pengembangan tanaman bunga mawar.
Saat ini, daerah yang berpotensi untuk produksi pengembangan bunga mawar adalah Batu, Pacet Mojokerto, dan Bromo di Probolinggo.
Selain teknologi tanaman, Khofifah juga menawarkan kerja sama Student Exchange ke China bagi para siswa SMK sebagai bagian dari upaya pendidikan vokasi.
"Nantinya pelajar SMK ini akan dikirim ke China, sama seperti model yang sudah dilakukan dengan Australia, karena pendidikan vokasi ini penting sebab pengangguran terbuka terbesar di Jawa Timur itu adalah lulusan SMK," imbuhnya.