Bisnis.com, SURABAYA - Perusahaan kemasan plastik PT Trias Sentosa Tbk tahun ini menambah tiga mesin pelapis metalizing berkapasitas total 7.500 ton/tahun untuk mengantisipasi peningkatan permintaan terutama perluasan pasar ekspor.
Direktur Utama Trias Sentosa, Sugeng Kurniawan mengatakan, saat ini perseroan sudah memiliki 8 mesin dengan total kapasitas 20.000 ton/tahun dan tingkat utilitity pabriknya sudah mencapai 85%.
"Kalau utility sudah mencapai 80% an, sudah saatnya kita menambah kapasitas untuk antisipasi demand dari dalam negeri yang memang masih besar potensinya, juga untuk ekspor ke Jepang sasarannya," katanya seusai RUPS Trias Sentosa, Kamis (17/5/2018).
Adapun tiga mesin baru dengan investasi Rp150 miliar itu sudah mulai didatangkan. Satu mesin dalam proses pemasangan, dan 2 mesin lainnya akan datang tahun ini juga dan diperkirakan bisa beroperasi pada kuartal 3 atau 4.
Sugeng mengatakan selama ini bahan baku plastik OPP (Oriented Polystyrene) Trias merupakan 100% produk impor. Sedangkan bahan baku plastik PET (Polyethylene Terephthalat) sebanyak 80% diperoleh dari dalam negeri dan sisanya impor.
"Di saat kondisi nilai tukar dolar seperti sekarang ini, otomatis harga bahan baku impor juga naik, ditambah lagi harga minyak bumi dan upah pekerja juga naik. Akhirnya pun juga menaikkan harga jual, itu sudah terjadi sejak awal tahun," katanya.
Seiring dengan upaya perseroan melakukan investasi mesin tahun ini, Trias Sentosa menargetkan peningkatan penjualan tahun ini bisa mencapai antara 7%-18%.
Pada 2017, Trias mencatatkan penjualan Rp2,3 triliun atau tumbuh 4,7% dibandingkan 2016. Sedangkan laba tahun berjalan perseroan pada 2017 mengalami peningkatan sebesar 13% menjadi Rp38,19 miliar.
Sugeng menambahkan, sebagai bagian dari upaya pengembangan pasar di Jepang, Trias menggandeng perusahaan Jepang Toyobo Co.Ltd yakni dengan membentuk 2 perusahaan joint venture di antaranya adalah PT Trias Toyobo Astria dam PT Toyobo Trias Ecosyar.
"Agustus tahun lalu kerja sama ini sudah ditandatangani dan targetnya kedua perusahaan ini beroperasi pada 2019," imbuhnya.