Bisnis.com, MALANG—Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengembangkan pariwisata berbasis komunitas di Malang.
Kepala Subbidang Pelatihan Masyarakat Asisten Deputi Pengembangan SDM Kepariwisataan Kemenpar Agus Sulianto mengatakan dengan keterlibatan masyarakat dalam pengembangan pariwisata maka mereka ikut dapat menikmati pengembangan sektor ekonomi tersebut.
“Di Malang dipilih karena merupakan destinasi wisata yang berkembang dan bahkan maju,” katanya di sela-sela pelatihan di sela-sela hari ke dua Pelatihan Pariwasata untuk Masyarakat di Malang, Jumat (11/8/2017).
Anggota Komisi X DPR RI Ridwan Hisyam menegaskan keterlibatan masyarakat diperlukan dalam pengembangan pariwisata karena industri ke depan akan lebih maju.
“Sekarang saja sudah menyumbang empat terbesar penerimaan negara. Ke depan, bisa menyumbang pertama,” ujarnya.
Karena model pengembangan pariwasatanya tidak melulu meningkatkan kapasitas pelaku industrinya, tapi juga melibatkan masyarakat dengan meningkatkan kapasitas mereka.
Dengan begitu, maka masyarakat merasa ikut memiliki destinasi wisata di daerah mereka. Mereka mendukung dan terlibat, bukan justru menghambat.
Dengan makin berkembangnya masyarakat, maka kunjungan wisatawan, terutama wisatawan mancanegara, akan makin banyak. Begitu juga dengan pergerakan wisatawan nusantara sendiri.
“Nah mereka mempunyai budaya yang beragam. Ini harus disadari masyarakat sehingga harus menerimanya dengan baik, bukan sebaliknya, bersikap resisten,” ucapnya.
Contoh yang baik pengembangan masyarakat berbasis komunitas, masyarakat Bali. Masyarakat benar-benar menyiapkan diri daerahnya sebagai destinasi wisata.
Agus membenarkan sinyalemen tersebut. “Bali istimewa. Selain ada anugerah dari Tuhan berupa keindahan alamnya, juga budaya mereka sangat mendukung pengembangan pariwisata,” ujarnya.
Menurut dia, pengembangan pariwisata tentu saja tidak berupaya menghilangkan kearifan budaya lokal. Intinya, budaya lokal didorong untuk menjadi terbuka terhadap hal-hal yang terkait dengan pariwisata.
Karena itulah, Kemenpar menggenjot peningkatan sumber daya manusia (SDM) Parawisata non-industri untuk mendorong sektor ekonomi tersebut berkembang pesat.
Tahun ini akan dilatih sebanyak 35.000 SDM pariwisata non-industri, sedangkan sampai saat ini sudah dilatih 18.000 orang. Pelatihan di Malang diikuti 100 orang dari berbagai komunitas pariwisata di Kota Batu, Kota Malang, dan Kab. Malang
“Ada 58 titik dari lebih dari 58 kota/kabupaten se-Indonesia digelar kegiatan pelatihan seperti itu,” ujarnya
Tahun depan, masyarakat yang dilatih lebih banyak, yakni sebanyak 40.000 orang. Jumlah masyarakat yang dilatih dari tahun ke tahun bertambah. Pada 2015 sebanyak 15.000 orang, 2016 sebanyak 30.000.
Dengan adanya pelatihan tersebut, maka masyarakat diharapkan dapat mendukung pengembangan pariwisata di suatu daerah. Tidak ada resistensi.