Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pakar Menilai Anggaran Pertanian Rawan Bocor

Direktur Center For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menilai anggaran yang banyak berada di Kementerian Pertanian dinilai rawan bocor bila tidak dikelola secara serius.
Warga mengambil air dari sumur sawah di Dusun Ngasem, Monggot, Gundih, Grobogan, Jawa Tengah, Senin (3/9/2018)./ANTARA-Yusuf Nugroho
Warga mengambil air dari sumur sawah di Dusun Ngasem, Monggot, Gundih, Grobogan, Jawa Tengah, Senin (3/9/2018)./ANTARA-Yusuf Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Center For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menilai anggaran yang banyak berada di Kementerian Pertanian dinilai rawan bocor bila tidak dikelola secara serius.

Berdasarkan data yang diterima Antara, pada 2018 Kementan mendapatkan anggaran sebesar Rp23,8 triliun.

"Apalagi anggaran untuk Dirjen Pangan besar sekali. Dari Rp23,6 trilun itu, Dirjen Pangan 6,4 triliunan," kata Uchok mencontohkan pengelolaan tanaman serealia yang mencapai Rp4 triliun.

Belum lagi pengelolaan anggaran fasilitas pupuk dan pestisida sekitar Rp84,8 miliar. Namun, dia menganggap anggaran ini tidak dikelola dengan cara yang tepat untuk keperluan pertanian di Indonesia.

"Dari dana ini sebetulnya sudah nyaman dan makmur. Tapi kenapa petani tetap masih kurang sejahtera," katanya.

Dalam periode tiga hingga empat tahun ke belakang tegas Uchok, Kementan mengalami kebocoran sekitar Rp427,9 miliar. Oleh karena  itu, Uchok meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk turut mengawasai dana-dana tersebut.

Di sisi lain, Uchok menilai, kementan kerap menggunakan anggaran kurang tepat sasaran. Misalnya, pada akhir Agustus 2018 silam, Kementan menggelar pertemuan dengan beberapa pihak terkait di saat petani mengalami kesulitan.

Sementara itu, anggota Komisi IV DPR RI Fadholi menyatakan Kementerian Pertanian harus memperbaiki infrastruktur pertanian guna meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani domestik.

"Persoalan infrastruktur pertanian harus betul-betul diperbaiki karena kalau tidak ada saluran irigasinya susah," kata Fadholi saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

Fadholi memberikan sejumlah catatan yang harus dikerjakan Kementan untuk meningkatkan produktivitas pertanian yang berujung kepada kesejahteraan para petani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper