Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi Jatim 2023 Diproyeksi 4,9 - 5,3 Persen

Potensi ekonomi Jatim ke depan masih tetap ada karena pandemi Covid-19 juga akan semakin terkendali, investasi swasta maupun pemerintah terus berlanjut.
Kapal tunda (tug boat) melintas di Selat Madura, Surabaya, Jawa Timur./Antara-Didik Suhartono
Kapal tunda (tug boat) melintas di Selat Madura, Surabaya, Jawa Timur./Antara-Didik Suhartono

Bisnis.com, SURABAYA — Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jawa Timur memperkirakan pertumbuhan ekonomi Jatim pada 2023 akan berada di kisaran 4,9 persen hingga 5,3 persen.

Deputi Kepala BI Jatim, Rizki E. Wimanda menjelaskan bahwa tahun depan akan ada tantangan ekonomi yang masih bersumber dari global yakni adanya penurunan pertumbuhan ekonomi yang berlanjut dari 3,8 persen menjadi 2,7 persen karena perlambatan ekonomi di Amerika Serikat, Eropa, dan China.

“Selain itu juga ada risiko resesi karena faktor masih disrupsi mata rantai ekonomi global dan ketegangan politik berlanjut hingga respons kebijakan suku bunga yang agresif di AS,” katanya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2022 di Surabaya, Rabu (30/11/2022).

Sedangkan di domestik, lanjut Rizki, terdapat tantangan fiskal yang terkonsolidasi, serta normalisasi kebijakan moneter, dan bantuan sosial untuk BBM tidak berlanjut tahun depan.

“Tentunya ini akan mempengaruhi sisi permintaan di Jatim, yang konsumsi rumah tangganya sekitar 60 persen,” katanya.

Meski begitu, katanya, potensi ekonomi Jatim ke depan masih tetap ada karena pandemi Covid-19 juga akan semakin terkendali, investasi swasta maupun pemerintah terus berlanjut, serta Proyek Strategis Nasional (PNS) juga berlanjut.

“Kemudian tahun depan ada persiapan pemilu ini penting, ada pilpres, pileg yang serentak akan meningkatkan konsumsi terutama untuk permintaan sablon, biaya cetak kaos, makanan minuman, dan sektor MICE akan tumbuh,” imbuhnya.

Untuk itu, kata Rizki, BI memperkirakan ekonomi Jatim terdikit termoderasi dengan kisaran pertumbuhan di angka 4,9 persen sampai 5,3 persen yang akan ditopang oleh masifnya kinerja industri, perdagangan, pertanian, dan usaha lainnya.

Adapun BI Jatim merekomendasikan lima strategi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yakni mempercepat hilirisasi agro industri mulai peternakan, pertanian, perikanan yang dikemas dalam bentuk pangan olahan sehingga punya nilai tambah.

Selanjutnya, meningkatkan utilisasi kawasan industri termasuk Kawasan Industri Halal (KIH), peningkatan ekspor dengan negara yang sudah ada kerja sama, menggunakan Local Currency Settlement (LCS) dalam setiap kegiatan transaksi antar negara atau bilateral, serta memperluas penggunaan QRIS.

Sekdaprov Jatim, Adhy Karyono mengatakan bahwa ekonomi tahun depan memang sulit untuk ditebak tetapi Pemprov Jatim sudah mematok pertumbuhan ekonomi dalam RPJMD 2023 yakni optimistis bisa tumbuh 5,15 persen.

“Itu sangat optimistis dengan potensi-potensi Jatim yang ada. Kita juga minta BI seperti apa forecast ke depan yang akan menentukan RPJMD kita di 2024 - 2029,” katanya.

Namun, lanjut Adhy, untuk menyongsong 2023 yang penuh dengan tantangan diperlukan langkah yang penuh inisiatif, kolaboratif, dan inovatif agar terjadi kestabilan, kebangkitan dan kemajuan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper