Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Malang Mengingatkan Risiko Kenaikan Harga Perlu Diwaspadai

Seluruh kota IHK di Jawa Timur mengalami inflasi pada bulan ini.
Aktivitas jual-beli di pasar./Bisnis-Arief Hermawan P
Aktivitas jual-beli di pasar./Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, MALANG — Kantor Bank Indonesia atau BI Malang mengingatkan faktor-faktor risiko pendorong kenaikan harga berbagai komoditas masih perlu diwaspadai akibat normalisasi mobilitas.

Kepala Perwakilan BI Malang, Samsun Hadi, menegaskan ke depan, BI Malang juga tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemda serta konsisten dalam mengarahkan ekspektasi inflasi melalui program–program TPID guna mengendalikan inflasi 2022 sesuai kisaran targetnya sebesar 3,0 persen ± 1 persen.

“Disamping itu, Bank Indonesia Malang dan Pemerintah Daerah juga terus berupaya untuk mendorong kegiatan ekonomi dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dan meningkatkan daya beli masyarakat seiring dengan akselerasi vaksinasi Covid-19 sebagai bagian dari upaya mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” katanya, Rabu (11/5/2022).

Dia menegaskan berdasarkan rilis inflasi BPS, pada periode April 2022 Kota Malang mengalami inflasi sebesar 1,44 persen (mtm), 2,79 persen (ytd) dan 4,35 persen (yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,80.

Seluruh kota IHK di Jawa Timur mengalami inflasi pada bulan ini. Lebih lanjut, realisasi inflasi Kota Malang tercatat tertinggi di Jawa Timur dan terealisasi lebih tinggi dari Jawa Timur dan Nasional dimana masing-masing tercatat sebesar 1,05 persen (mtm) dan 0,95 persen (mtm).

Faktor seasonal memasuki hari besar keagamaan nasional (HBKN) Idulfitri, kata dia, turut mendorong tingginya realisasi inflasi Kota Malang pada bulan April 2022.

Secara historis, inflasi pada periode HBKN Idul Fitri tahun 2022 di Kota Malang merupakan realisasi tertinggi sejak lima tahun terakhir. Rata-rata inflasi pada periode HBKN Idul Fitri selama lima tahun terakhir tercatat sebesar 0,53 persen (mtm).

Secara umum, menurut Samsun, inflasi pada April 2022 didorong oleh kenaikan harga hampir seluruh kelompok pengeluaran. Tiga kelompok pengeluaran penyumbang inflasi terbesar yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 0,57 persen, transportasi 0,54 persen, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,10 persen. Kelompok pendidikan pada periode April 2022 tercatat stabil.

Berdasarkan komoditasnya, inflasi di Kota Malang terutama didorong oleh lima komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar, yaitu minyak goreng dengan andil sebesar 0,33 persen (mtm), bensin 0,27 persen (mtm), angkutan udara 0,19 persen (mtm), daging sapi 0,08 persen (mtm) dan daging ayam ras 0,06 persen (mtm).

Inflasi bensin dan tarif angkutan udara terjadi seiring dengan penyesuaian harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax per 1 April 2022, peningkatan mobilitas di tengah pengenaan fuel surcharge oleh maskapai, serta penyesuaian harga LPG di tingkat eceran. Kenaikan harga minyak goreng seiring dengan penyesuaian Harga Eceran Tertinggi (HET) pada minyak goreng kemasan di tengah dinamika kenaikan harga komoditas minyak kelapa sawit dunia (CPO).

Memasuki HBKN Idul Fitri, terjadi kenaikan harga berbagai komoditas terutama kelompok makanan bergejolak sejalan dengan meningkatnya konsumsi masyarakat yang mendorong permintaan.

Menurut Samsun, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi pada berbagai komoditas seperti cabai rawit, bawang merah dan cabai merah di tengah melimpahnya pasokan pada masa panen di berbagai sentra produksi.

Peneliti Senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai melejitnya inflasi ini dilihat dari sisi positifnya menunjukkan bahwa hari raya ini dapat dimaknai sebagai momentum kebangkitan perekonomian pascapandemi.

Hal ini ditandai dengan daya beli masyarakat meningkat, perekonomian daerah terus bergairah dengan suntikan konsumsi selama Ramadan dan hari raya. Momentum ini perlu dijaga dengan tetap memperhatikan ketersediaan dan keterjangkauan harga komoditi pangan.

Pada Mei, inflasi diproyeksikan tidak setinggi bulan April karena masyarakat mulai menarik tuas rem yang kuat untuk berkonsumsi, cenderung lebih berhemat untuk menyiapkan pendidikan anak-anak ke jenjang lebih tinggi.

“Pada Mei diprediksi sektor transportasi akan tetap menyumbang inflasi karena peningkatan transportasi dari mahasiswa menuju Kota Malang. Selain itu, sektor energi dan pangan tetap perlu diwaspadai, karena instabilitas geopolitik internasional dapat memicu peningkatan harga komoditas pangan dan energi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper