Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dinkes Klaim Belum Ada Kasus Hepatitis Akut di Jatim

Sindrom jaundice akut yang dilaporkan di Jatim masih perlu verifikasi dan diagnosis lebih lanjut. Belum dapat dipastikan apakah sindrom ini merupakan penyakit hepatitis akut atau penyakit lain dengan gejala sama.
Ilustrasi seorang anak dirawat akibat hepatitis akut misterius/WHO
Ilustrasi seorang anak dirawat akibat hepatitis akut misterius/WHO

Bisnis.com, SURABAYA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur belum menemukan adanya fenomena penyakit hepatitis akut misterius di Jatim sebagaimana informasi yang beredar.

Menurut Kepala Dinkes Jatim Erwin Astha Triyono, rekapitulasi data Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) Jatim sejak awal 2022 hingga kini memang telah mencatat temuan 114 sindrom jaundice atau penyakit kuning akut di 18 kabupaten dan kota. Tren sindrom jaundice ini juga cenderung naik pada pekan ke-14 hingga pekan ke-17 2022. 

Hanya saja, Erwin menggarisbawahi jika kasus jaundice tersebut masih perlu diverifikasi dan didiagnosis terkait kemungkinannya masuk dalam kategori hepatitis akut misterius.

“Sindrom jaundice akut yang dilaporkan ini adalah orang usia secara umum atau tidak spesifik kurang dari 16 tahun. Dan penemuan ini masih perlu verifikasi dan diagnosis lebih lanjut apakah sindrom jaundice akut tersebut merupakan penyakit hepatitis akut atau penyakit lain dengan gejala sama. Jadi, saat ini masih belum ditemukan pasien positif hepatitis akut di Jatim,” jelasnya saat dikonfirmasi Bisnis, Kamis (5/5/2022).

Sebelumnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan secara resmi Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya (penyebabnya) pada 15 April 2022. 

Jumlah laporan dari berbagai negara pun terus bertambah. Per 21 April 2022, tercatat ada 169 kasus yang dilaporkan dari 12 negara berbeda. Di antaranya Inggris 114 orang, Spanyol 13 orang, Israel 12 orang, Amerika Serikat 9 orang, Denmark 6 orang, Irlandia sekitar 5 orang, Belanda 4 orang, Italia 4 orang, Norwegia 2 orang, Perancis 2 orang, Rumania 1 orang dan Belgia 1 orang. 

Rata-rata kasus terjadi pada anak usia 1 bulan hingga 16 tahun. Bahkan, dalam tidak kurang dari 17 anak atau sekitar 10 persen di antaranya, pasien memerlukan transplantasi hati dengan 1 kasus berujung kematian.

Melihat kondisi tersebut, Kementerian Kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap KLB Hepatitis Akut dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) tertanggal 27 April 2022.

Kewaspadaan tersebut meningkat setelah 3 pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta dengan dugaan Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya meninggal dunia, dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang 2 pekan terakhir April 2022.

Menyikapi hal tersebut, Erwin mengimbau kepada seluruh masyarakat Jatim, khususnya kepada anak-anak dan orang tua untuk selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta protokol kesehatan secara disiplin.

"Untuk mencegah dan mengendalikan penularan hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya, kami menghimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati tapi tetap tenang,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper