Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Surabaya Hadapi Lebaran 2022, Ini Kata Wali Kota

Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan oleh pemerintah agar masyarakat dapat merayakan Idul Fitri bersama keluarga, harus disikapi dengan tetap menjaga agar penyebaran Covid-19 tidak mengalami peningkatan.
Calon penumpang mengantre untuk lapor diri di loket Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (22/4/2022). PT Angkasa Pura I Cabang Juanda mencatat jumlah pergerakan penumpang di Bandara tersebut pada pekan ketiga April mencapai 23.000 orang per hari dan perkirakan akan terus meningkat sampai H-3 Lebaran dengan proyeksi kenaikan 70 persen dibandingkan rata-rata hari normal 21.500 orang di pekan pertama dan kedua bulan April 2022./Antara-Umarul Faruq.
Calon penumpang mengantre untuk lapor diri di loket Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (22/4/2022). PT Angkasa Pura I Cabang Juanda mencatat jumlah pergerakan penumpang di Bandara tersebut pada pekan ketiga April mencapai 23.000 orang per hari dan perkirakan akan terus meningkat sampai H-3 Lebaran dengan proyeksi kenaikan 70 persen dibandingkan rata-rata hari normal 21.500 orang di pekan pertama dan kedua bulan April 2022./Antara-Umarul Faruq.

Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya menyiapkan sejumlah strategi penguatan untuk pengendalian penyebaran Covid-19 menjelang, pada saat dan sesudah perayaan Hari Raya Idulfitri 1443 Hijriah.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Sabtu (23/4/2022), mengatakan, kelonggaran-kelonggaran yang diberikan oleh pemerintah agar masyarakat dapat merayakan Idul Fitri bersama keluarga, harus disikapi dengan tetap menjaga agar penyebaran Covid-19 tidak mengalami peningkatan.

"Strategi penguatan untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 itu harus dapat dilaksanakan dengan baik melalui beberapa langkah penting," kata Eri.

Adapun langkah penting yang dimaksud Eri yakni, pertama, melakukan imbauan dan mengawasi kedisiplinan masyarakat agar taat terhadap protokol kesehatan. Kedua, mendorong pengelola tempat wisata untuk memastikan aplikasi PeduliLindungi terpasang dan benar-benar digunakan.

Jika terdapat pengunjung yang belum divaksin, lanjut dia, langsung diarahkan ke gerai-gerai vaksinasi terdekat. Begitu juga jika terdapat pengunjung yang masuk kategori hitam, maka siapkan ruang isolasi sementara sebelum mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Ketiga, melaksanakan penjagaan dan pengamanan terhadap pelaksanaan ibadah Idulfitri di masjid-masjid maupun di lapangan. Keempat, mengawasi sepenuhnya persyaratan perjalanan mudik pada berbagai moda transportasi terlindungi dari bahaya penularan Covid-19.

Kelima, melakukan testing, tracing, treatment terhadap kasus yang terkonfirmasi Covid-19 bersama Satgas Covid-19, TNI, dan Pemda untuk melakukan isolasi mandiri, isolasi terpusat, atau perawatan di rumah sakit rujukan sesuai dengan standar yang ada. Keenam, melaksanakan random cek tes usap antigen kepada para pelaku perjalanan dan menyiapkan pelayanan vaksinasi serta isolasi sementara.

Ketujuh, melakukan percepatan program vaksinasi. Kedelapan, melakukan manajemen rekayasa lalu lintas, mulai dari contraflow, buka tutup gate tol, maupun ruas jalan tertentu saat arus mudik/balik maupun jalan-jalan menuju tempat wisata dan sosialisasi melalui media secara masif, sehingga masyarakat dapat mengatur rencana perjalanan.

Jika langkah-langkah tersebut dapat dilakukan dengan baik, lanjut Eri, maka arus mudik maupun arus balik dapat berjalan lancar dan laju penyebaran Covid-19 dapat terkendali. Oleh karena itu, kata dia, sinergitas antar pemangku kepentingan harus solid.

Di sisi lain, berdasarkan mapping kerawanan yang telah dilakukan, terdapat beberapa prediksi gangguan Kamtibmas yang harus diantisipasi, antara lain ancaman terorisme, premanisme, aksi sweeping oleh ormas, kenaikan harga dan kelangkaan bahan pokok, antrian dan kelangkaan BBM, kejahatan konvensional (3C).

Selain itu, penyakit masyarakat, konflik buruh terkait THR, balap liar, penyalahgunaan narkoba, petasan, perkelahian antar kelompok/antarkampung, aksi perusakan fasilitas umum, kerumunan masyarakat yang berpotensi menyebabkan penularan Covid-19, maupun ancaman bencana alam seperti banjir dan tanah longsor sebagai dampak dari musim penghujan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper