Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sertifikasi Halal Indonesia Kalah Pamor dari Malaysia, Ini Kata Kadin Jatim

Sertifikasi Halal dari Indonesia untuk produk ekspor masih kalah pamor dengan sertifikasi Halal Malaysia.
Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) adalah sebuah badan yang terbentuk dibawah naungan Kementerian Agama. Halal.go.id
Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) adalah sebuah badan yang terbentuk dibawah naungan Kementerian Agama. Halal.go.id

Bisnis.com, SURABAYA - Kamar Dagang dan Industri (kadin) Jawa Timur menyebutkan bahwa potensi ekspor bagi UMKM saat ini masih terkendala sertifikasi Halal Indonesia yang masih belum diakui oleh banyak negara.

Ketua Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto mengatakan saat ini sertifikasi Halal untuk produk ekspor Indonesia masih kalah dengan sertifikasi Halal Malaysia. Untuk itu, pengusaha berharap pemerintah aktif meloby negara-negara termaasuk yang tergabung dalam G20.

“Sertifikasi Halal ini masih menjadi tantangan kita bersama, paling tidak, dalam rangka G20, kami berharap sertifikasi Halal Indonesia bisa dipakai di negara-negara yang tergabung di G20, pemerintah harus melakukan loby-loby strategis,” katanya, Kamis (3/3/2022).

Adik mengatakan produk UMKM Indonesia, khusus Jatim memiliki potensi pasar  ekspor yang sangat besar. Bahkan tahun ini melalui program Export Center Surabaya (ECS) ditargetkan bisa mencapai nilai ekspor sebesar US$100 juta.

“Target tahun ini meningkat dibandingkan target 2021 yakni US$64 juta, tetapi dalam realisasinya tahun lalu kita bisa ekspor sebanyak US$72 juta melebihi target,” ujarnya.

Kepala Pengelola ECS, Tommy Kaihatu menambahkan, salah satu upaya untuk mencapai target tersebut, Kadin bersama Pemprov Jatim dan Bank Indonesia melalui program Rumah Kurasi terus memperbanyak kurator yang bersertifikat yang kini sudah mencapai 150 kurator.

“Dari pengalaman tahun lalu, Rumah Kurasi ini bisa membuat pelaku UMKM  tahu kebutuhan produk yang layak bagi negara tujuan ekspor, sehingga ini akan lebih mudah memasarkannya, termasuk eksportir yang mencari pasar baru,” katanya.

Adapun negara tujuan ekspor dari program Export Center Surabaya ini kebanyakan masih Amerika Serikat. Namun ada beberapa negara tujuan ekspor non tradisional yang tengah dibidik, di antaranya adalah Afrika Tengah dan Afrika Selatan, serta negara-negara di wilayah Timur Tengah seperti Dubai dan Arab Saudi, termasuk Jepang dan Australia yang memiliki standar tinggi.

"Kita mencoba mendekati negara-negara Islam seperti Dubai dan Arab Saudi agar kita lebih eksis sebab Indonesia ini kan termasuk negara dengan penduduk Islam terbesar. Apalagi sejauh ini ekspor kita ke Dubai dan Arab Saudi masih kurang besar, masih kalah dengan Thiland dan Filipina,” imbuh Tommy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper