Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surabaya Berencana Punya 11 Trayek Bus BTS

Pemkot Surabaya tahun depan juga akan melaksanakan program angkutan feeder sebanyak 71 rute, dengan tahap awal sebagai pilot project sebanyak 3 rute dengan jumlah armada sebanyak 36 unit.
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Bisnis.com, SURABAYA — Pemerintah Kota Surabaya menyiapkan sejumlah strategi pengembangan angkutan penumpang umum perkotaan dengan nama Teman Bus melalui skema Buy The Service (BTS) yang merupakan program Kementerian Perhubungan.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Irvan Wahyu Drajat, mengatakan operasional trayek BTS Kota Surabaya direncanakan bakal memiliki sebanyak 11 trayek sampai 2023. Sebanyak dua trayek atau koridor di antaranya sudah berjalan tahun ini.

“Untuk tahun depan akan mulai ditambah lagi trayek ke tiga sampai keenam,” ujarnya dalam Webinar Pengembangan Angkutan Massal, Rabu (24/11/2021).

Dia menjelaskan dua trayek Teman Bus yang sudah berjalan tahun ini adalah trayek 1 mulai Terminal Purabaya - Tanjung Perak via Raya Darmo (PP), dan trayek 2 dari Raya Lidah Wetan - Karang Menjangan - ITS (PP).

Sedangkan rencana trayek tahun depan yakni trayek ke 3 rute Purabaya - Kenjeran Park melewati MERR (PP), trayek 4 rute Mastrip - Unesa Lidah Wetan - Gelora Bung Tomo (PP), trayek 5 dari Terminal Benowo - Tunjungan (PP), dan trayek 6 rute Terminal Purabaya - Kampus C Unair (PP).

“Kemudian pada 2023 akan dilanjutkan 5 trayek lagi sehingga totalnya menjadi 11 trayek di Surabaya,” imbuhnya.

Adapun trayek yang direncanakan pada 2023 di antaranya trayek ke 7 rute Karang Pilang PDAM - Ampel (PP), trayek 8 rute SIER - RSAL Tanjung Perak (PP), trayek 9 rute Terminal Manukan - Kawasan Suramadu Kedung Cowek (PP), trayek 10 Rungkut - Park and Ride Mayjen Sungkono (PP), dan trayek 11 rute Terminal Intermoda Joyoboyo - Park And Ride Arif Rahman Hakim (PP).

Irvan mengatakan selama ini problem angkutan penumpang umum yang dihadapi di Surabaya adalah soal waktu tunggu yang lama, serta angkutan pengumpan atau feeder yang belum memadai.

Untuk itu, lanjutnya, Pemkot Surabaya tahun depan juga akan melaksanakan program angkutan feeder sebanyak 71 rute, dengan tahap awal sebagai pilot project sebanyak 3 rute dengan jumlah armada sebanyak 36 unit.

“Kami akan konseksikan BTS feeder ini sehingga mulai dari perumahan sudah ada angkutan, termasuk konektivitas rute BTS ini harus bisa menghubungkan ke terminal, stasiun kereta api, pelabuhan, bandara, distrik perdagangan dan perbelanjaan, distrik perkantoran dan fasilitas umum,” jelasnya.

Irvan menambahkan melalui program BTS Surabaya ini, waktu tunggu naik bus tidak lama sebab ada kontrak carter dengan operator sesuai standar waktu tunggu yakni 10 - 15 menit. Selain itu, pemilik kendaraan bermotor baik mobil maupun motor diharapkan akan beralih menggunakan bus BTS sebab armadanya lebih nyaman dan ketepatan waktu operasi, serta akan mengurai kemacetan.

Diketahui, program BTS Kemenhub terdapat 2 startegi, yakni pull and push strategy. Pull strategy dilakukan oleh pemerintah pusat dengan memberikan kebutuhan bus dan lisensi kepada operator, sedangkan push strategy merupakan kewajiban pemerintah daerah untuk mendorong masyarakat agar beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik, seperti Teman Bus.

Direktur Angkutan Jalan - Kemenhub, Suharto, mengatakan program BTS ini hadir untuk menjawab masalah sistem transportasi penumpang perkotaan, seban banyak kendaraan pribadi yang okupansinya hanya 1 - 2 orang atau kurang dari kapasitas sebenarnya.

“Ini menjadi kekhawatiran, tentu saat ini kita bisa melihat pertumbuhan kendaraan pribadi di Indonesia yang sangat tinggi sekali rata-rata 13 persen per tahun, sedangkan pertumbuhan akses/jalan hanya 0,1 persen/tahun. Ini tidak sebanding, kalau tidak ditangani dengan serius dan komprehensif akan menimbulkan masalah,” ujarnya.

Selain itu, dampak lain yang ditimbulkan dari semakin banyaknya kendaraan pribadi adalah akan memperburuk sistem transportasi yang membuat tidak aman dan nyaman, termasuk menimbulkan polusi udara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper