Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi Jatim Capai 3,23 Persen

PPKM Darurat akibat melonjaknya kasus Covid-19 mempengaruhi perekonomian Jatim yang tumbuh lebih rendah dibandingkan kuartal II/2021 yakni 7,05 persen.
Pekerja memanen jagung di Kota Madiun, Jawa Timur, Rabu (3/11/2021). Sejumlah petani di wilayah tersebut memasuki musim panen jagung dan hasilnya dijual dengan harga Rp3.700 per kilogram dalam kondisi basah atau Rp5.200 per kilogram dalam kondisi kering./Antara-Siswowidodo
Pekerja memanen jagung di Kota Madiun, Jawa Timur, Rabu (3/11/2021). Sejumlah petani di wilayah tersebut memasuki musim panen jagung dan hasilnya dijual dengan harga Rp3.700 per kilogram dalam kondisi basah atau Rp5.200 per kilogram dalam kondisi kering./Antara-Siswowidodo

Bisnis.com, SURABAYA - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur merilis kinerja pertumbuhan ekonomi Jatim pada kuartal III/2021 tercapai 3,23 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan, mengatakan perekonomian Jatim tersebut juga tumbuh 2,26 persen jika dibandingkan dengan kondisi ekonomi pada kuartal II/2021. 

“Sedangkan secara kumulatif dari Januari - September 2021, pertumbuhan ekonomi Jatim mencapai 3,20 persen. Pertumbuhan kumulatif ini lebih rendah di bawah nasional yakni 3,24 persen,” jelasnya dalam paparan Berita Resmi Statistik (BRS), Jumat (5/11/2021).

Adapun pada kuartal III/2021 ini Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) yang tercatat Rp423,04 triliun, dan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Rp624,87 triliun. 

Dadang mengatakan pada kuartal III ini terutama di awal Juli - Agustus memang terdapat pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM Darurat akibat melonjaknya kasus Covid-19. Hal tersebut cukup mempengaruhi perekonomian Jatim yang tumbuh lebih rendah dibandingkan kuartal II/2021 yang mampu tumbuh 7,05 persen.

“Namun seiring dengan pelaksanaan PPKM dan gencarnya vaksinasi untuk mencapai kekebalan komunal, tren kasus Covid-19 berangsur turun dan melandai terutama kasus hariannya sehingga pada September mulai banyak aktivitas,” ujarnya.

Dadang menjelaskan pertumbuhan ekonomi Jatim di tengah pelaksanaan PPKM tersebut didorong oleh sejumlah sektor usaha yang masih bergerak, misalnya pusat perbelanjaan yang menjadi titik mobilitas terbanyak.

“Lalu ada peningkatan penjualan mobil, kemudian produksi di sektor perkebunan juga naik terutama komoditas tebu, serta sektor perhotelan terutama di September ada peningkatan 1,1 persen pada hunian kamar hotel atau tercatat 41,75 persen,” jelasnya.

Selain itu, terjadi peningkatan trafik data internet, video conference dan e-commerce yang menjadi pendorong pertumbuhan sektor telekomunikasi, dan perdagangan. 

Di sisi lain, kondisi di sektor ekspor sempat mengalami penurunan terutama untuk komoditas tembaga dan kertas. Di sektor pertanian, pada kuartal III produksi padi mengalami penurunan seiring dengan berakhirnya masa panen dan mulai persiapan musim tanam.

“Kemudian peristiwa lain yang terjadi di periode ini, produksi tanaman hortikultura juga turun terutama buah-buahan seperti pisang, apel, cabai,” katanya. 

Di sektor transportasi, telah terjadi penurunan penumpang pesawat melalui Bandara Internasional Juanda hingga 30 persen selama PPKM, sedangkan penumpang kereta api turun 77 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper