Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi KEK Singhasari Malang, Pemerintah Siapkan Rencana Khusus

KEK Singhasari merupakan kawasan ekonomi khusus pertama bidang pengembangan teknologi.
Menteri Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno pada saat memberikan keterangan kepada wartawan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (22/5/2021)./Humas Kemenparekraf.
Menteri Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno pada saat memberikan keterangan kepada wartawan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (22/5/2021)./Humas Kemenparekraf.

Bisnis.com, MALANG - Menteri Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menargetkan total investasi yang akan masuk ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari di Kabupaten Malang, Jawa Timur mencapai Rp1 triliun pada periode 2023-2024.

Sandiaga mengatakan bahwa dalam upaya untuk menarik investasi masuk ke KEK Singhasari tersebut, pemerintah telah menyiapkan beberapa rencana dalam upaya menarik minat para investor, salah satunya melakukan kolaborasi pada sektor ekonomi kreatif.

"Target Rp1 triliun pada 2023-2024, bisa diinvestasikan di KEK Singhasari. Tantangan saya terima, mudah-mudahan dengan kolaborasi, hal ini bisa kita wujudkan," kata Sandiaga, saat meninjau KEK Singhasari, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (22/5/2021).

Dalam upaya untuk menarik minat investasi pada KEK Singhasari tersebut, lanjut Sandiaga, Kementerian Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif akan melakukan virtual road show untuk menawarkan potensi unggulan dari kawasan ekonomi khusus tersebut.

Sandiaga menambahkan, setelah melakukan virtual road show tersebut, juga akan disiapkan memo investasi untuk menjaring investor. Nantinya, proses tersebut akan dilakukan bersama dengan Satgas Percepatan Investasi yang dikepalai oleh Menteri Investasi.

"Kami akan mengakselerasi (agar investasi cepat masuk). Salah satunya dengan virtual road show, yang diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan," ujar Sandiaga.

Rencananya, lanjut Sandiaga, virtual road show untuk menawarkan potensi KEK Singhasari tersebut akan dilakukan pada sepuluh perusahaan multinasional yang saat ini sudah beroperasi di Indonesia.

Hal itu dipilih karena perusahaan multinasional yang telah ada di Indonesia tersebut, sudah memahami karakteristik investasi di dalam negeri. Sehingga, diharapkan proses investasi bisa dilakukan segera pada KEK Singhasari.

Namun, lanjut Sandiaga, dirinya juga melirik potensi dari dua perusahaan dalam negeri yang baru saja merger yakni Gojek dan Tokopedia. Raksasa teknologi tersebut, diharapkan bisa dihadirkan di KEK Singhasari.

Sandiaga meyakini, KEK Singhasari bisa menjadi Silicon Valley dari Indonesia, yang mampu melahirkan produk-produk unggulan dan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul. Potensi KEK Singhasari, dinilai sangat besar dan potensial.

"KEK Singhasari ini dekat dengan ekosistem ekonomi digital yang sudah ada di wilayah Malang, dan sekitarnya," kata Sandiaga.

KEK Singhasari merupakan kawasan ekonomi khusus pertama bidang pengembangan teknologi yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 68 Tahun 2019. Kawasan tersebut, mencakup wilayah seluas 120,3 hektare.

Pengembangan KEK Singhasari sendiri nantinya akan meliputi dua zona, yakni pariwisata dan zona pengembangan teknologi. Pada kawasan tersebut, diharapkan mampu menciptakan ekosistem digital yang terintegrasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper