Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Malang Proyeksikan Ramadan Kerek Inflasi

Kondisi itu bagus karena dapat menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi dengan syarat penyebab inflasi karena memang tingginya daya beli masyarakat, bukan karena terbatasnya pasokan di pasar.
Kepala Perwakilan BI Malang Azka Subhan Aminurridho di Malang, Senin (5/4/2021)./Bisnis-Choirul Anam
Kepala Perwakilan BI Malang Azka Subhan Aminurridho di Malang, Senin (5/4/2021)./Bisnis-Choirul Anam

Bisnis.com, MALANG — Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang memproyeksikan pada momentum Ramadan akan terjadi peningkatan inflasi.

Kepala Perwakilan BI Malang Azka Subhan Aminurridho mengatakan proyeksi itu jika mengaca pada realisasi inflasi pada Maret. ”Namun kondisi itu bagus karena dapat menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi dengan syarat penyebab inflasi karena memang tingginya daya beli masyarakat, bukan karena terbatasnya pasokan di pasar, meski angka inflasi tetap harus terkendali,” katanya di Malang, Senin (5/4/2021).

Wali Kota Malang Sutiaji menegaskan inflasi yang terjadi pada Maret menunjukkan sinyal tren ekonomi di Malang mulai menggeliat. Oleh karena itulah, dia akan mempercepat belanja pembangunan Pemkot Malang agar dapat menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

Dia meyakinkan, proses tender proyek-proyek di Kota Malang sudah berjalan sehingga dapat segera dikerjakan, sehingga dampaknya pada masyarakat akan terasa pada Juli.

“Saya juga memerintahkan pada organisasi perangkat daerah yang menangani agar bantuan-bantuan sosial pada masyarakat nontunai segera dicairkan pada April ini,” katanya.

Menurut Azka, berdasarkan rilis inflasi BPS pada tanggal 1 April 2021 inflasi Kota Malang tercatat sebesar 0,08 persen (mtm) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,16 atau secara tahun kalender tercatat sebesar 0,12 persen (yoy) sehingga inflasi tahunannya tercatat sebesar 1,26 persen (yoy).

Rata-rata inflasi bulanan untuk periode Maret selama 5 tahun terakhir sebesar -0,03 persen (mtm). Inflasi Kota Malang merupakan inflasi terendah jika dibandingkan dengan 8 (delapan) kota perhitungan IHK di Jawa Timur.

Di sisi lain inflasi yang dialami Kota Malang kali ini mengindikasikan adanya optimisme pertumbuhan ekonomi di akhir triwulan I 2021, setelah periode sebelumnya mencatatkan deflasi. Menurut kelompok pengeluaran penyumbang inflasi pada periode kali ini disumbang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan sumbangan sebesar 0,13 persen.

Komoditas yang menjadi penyumbang utama inflasi di Kota Malang antara lain komoditas cabai rawit, bayam, dan tahu mentah dengan andil masing-masing sebesar 0,15 persen, 0,05 persen, dan 0,03 persen.

Kenaikan harga cabai rawit di Kota Malang sudah dirasakan selama dua bulan terakhir yang disebabkan berkurangnya pasokan komoditas di daerah penghasil juga curah hujan yang masih tinggi mempengaruhi proses penanaman, bahkan akibatkan banyak cabai yang mati.

Salah satu sentra produksi cabai di Desa Bocek Kabupaten Malang menyatakan panen komoditas hortikultura khususnya cabai merah dan cabai rawit diperkirakan pada akhir bulan April sampai dengan bulan Mei. Harga sayuran khususnya bayam di pasar tradisional Kota Malang mengalami peningkatan karena faktor cuaca yang membuat banyak sayuran gagal panen. Harga bayam pada Maret 2021 mencapai Rp20.000 – Rp22.000/kg naik dua kali lipat dari harga normal.

Inflasi cukup tertahan akibat koreksi harga daging ayam ras, mobil, dan emas perhiasan dengan andil masing-masing sebesar -0,04 persen, -0,04 persen, dan -0,03 persen.

Insentif pembebasan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil berkapasitas mesin hingga 1.500 cc yang berlaku sejak Maret 2021 membuat harga mobil turun.

Penurunan harga tersebut direspon oleh peningkatan penjualan mobil. Hal ini dikonfirmasi oleh hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) di Kota Malang pada periode Maret 2021 dimana realisasi omzet penjualan untuk kelompok kendaraan mengalami peningkatan sebesar 28,11 persen (mtm).

Dari sisi ekspektasi, berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) pada Maret 2021 mengindikasikan konsumen tetap optimis. Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) tercatat sebesar 122,17 (tetap berada pada level optimis >100).

Ke depan, kata Azka, Bank Indonesia Malang tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah daerah serta konsistensi dalam mengarahkan ekspektasi inflasi melalui program – program TPID guna mengendalikan inflasi 2021 sesuai kisaran targetnya sebesar 3,0 persen ± 1 persen.

Di samping itu, Bank Indonesia Malang dan Pemerintah Daerah juga terus berupaya untuk mendorong kegiatan ekonomi dengan memperhatikan protokol kesehatan dan meningkatkan daya beli masyarakat seiring dengan perluasan vaksinasi Covid-19 sebagai bagian dari upaya mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan tetap fokus mengendalikan inflasi pada bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri 1442 H.(K24)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper