Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Pandemi, Persentase Penduduk Miskin Jatim Naik 0,37 Poin

Faktor yang mempengaruhi peningkatan jumlah penduduk miskin ini bisa dilihat dari aktivitas ekonomi yang terjadi sepanjang periode, dimana saat itu mulai terjadi pandemi Covid-19.
Warga mengambil sembako gratis yang digantung di dinding Balai RW I Jalan Kutisari IV, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (13/2/2021). Warga di kawasan tersebut menggelar kegiatan sosial dengan menyediakan sembako gratis bagi warga lain yang membutuhkan sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama di tengah wabah Covid-19./Antara-Didik Suhartono.
Warga mengambil sembako gratis yang digantung di dinding Balai RW I Jalan Kutisari IV, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (13/2/2021). Warga di kawasan tersebut menggelar kegiatan sosial dengan menyediakan sembako gratis bagi warga lain yang membutuhkan sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama di tengah wabah Covid-19./Antara-Didik Suhartono.

Bisnis.com, SURABAYA - Persentase penduduk miskin di Jawa Timur pada September 2020 mengalami kenaikan 0,37 poin dibandingkan kondisi Maret 2020 yakni menjadi 11,46 persen dari total jumlah penduduk Jatim.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan jumlah penduduk miskin pada September 2020 ini juga naik 1,26 persen jika dibandingkan September 2019.

“Jadi jumlah penduduk miskin pada September 2020 tercatat 4,58 juta orang, atau meningkat 166,87 ribu orang terhadap maret 2020, dan naik 529,97 ribu orang terhadap September 2019,” jenisnya dalam paparan BRS, Senin (15/2/2021).

Dia mengatakan disparitas kemiskinan perkotaan dan pedesaan saat ini masih tinggi. Pada periode Maret - September 2020 di Jatim tercatat untuk di perkotaan naik 0,48 poin, dan di pedesaan naik 0,39 poin.

“Faktor yang mempengaruhi peningkatan jumlah penduduk miskin ini bisa dilihat dari aktivitas ekonomi yang terjadi sepanjang periode, dimana saat itu mulai terjadi pandemi Covid-19,” katanya.

Dadang menyebutkan, bahwa aktivitas Maret 2020 masih lebih baik jika dilihat dari data tangkapan cahaya malam hari melalui satelit night time light observations.

Pada Maret 2020 masih terdapat cahaya atau diartikan sebagai aktivitas ekonomi di malam hari menyala di beberapa daerah. Sedangkan pada September 2020, hampir semua daerah tertangkap redup, kecuali Surabaya dan sekitarnya.

“Begitu juga dengan hasil Google Mobility, memang masyarakat selama masa itu dominan beraktivitas di rumah, sedangkan aktivitas di tempat perdagangan ritel, rekreasi, taman, tempat transit, dan tempat kerja mengalami penurunan,” katanya.

Selain itu, lanjutnya, faktor yang mempengaruhi peningkatan jumlah penduduk miskin ini adalah inflasi umum cukup rendah selama Maret - September yakni -0,07 persen.

Harga eceran beberapa komoditas pokok juga mengalami penurunan seperti beras, cabai rawit, cabai merah, bawang putih, bawang merah, telur ayam ras dan daging ayam. Penurunan harga disebabkan oleh tidak terserapnya komoditas tersebut oleh pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper