Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kawasan Industri Halal Sidoarjo Siapkan Lahan 148 Hektare, IKM Diminta Memanfaatkan

Kawasan industri halal yang diperkirakan diluncurkan pada Februari ini diharapkan mampu mendorong perkembangan industri produk halal, dan membuat pelaku IKM semakin bermartabat dan mampu menguasai pasar domestik maupun pasar ekspor.
Ilustrasi./Bisnis-Himawan L Nugraha
Ilustrasi./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendorong kalangan industri kecil menengah (IKM) untuk mengembangkan usaha di Kawasan Industri Halal (KIH) yang berada di Sidoarjo yang memiliki total luas lahan hingga 148 hektare.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan KIH yang berada di kawasan industri Safe N Lock di Sidoarjo ini merupakan kawasan industri yang dikembangkan oleh PT Makmur Berkah Amanda Tbk untuk mengakomodir kebutuhan industri produk halal.

“KIH ini adalah suatu area yang dikhususkan untuk produksi maupun tempat penyimpanan produk halal, di mana integritas suatu produk halal dijamin oleh kawasan melalui sistem dan prosedur halal yang ketat,” katanya, Senin (8/2/2021).

Dia mengatakan kawasan industri halal yang diperkirakan diluncurkan pada Februari ini diharapkan mampu mendorong perkembangan industri produk halal, dan membuat pelaku IKM semakin bermartabat dan mampu menguasai pasar domestik maupun pasar ekspor.

“Dengan masih besarnya kebutuhan masyarakat Indonesia akan produk halal yang selama ini masih banyak dipenuhi dari impor, maka menjadi peluang bagi Jatim untuk bisa memenuhi kebutuhan tersebut,” ujarnya.

Dia menambahkan KIH ini sendiri memiliki fasilitas seperti sertifikasi halal, laboratorium halal, dan segala sesuatu terkait penguatan IKM yang akan memudahkan industri produk halal untuk berkembang.

“Bahkan untuk skala kecil sendiri, bangunannya disiapkan dengan luas yang pas 6x12 meter, cukup luas dan rapi,” imbuhnya.

Mantan Menteri Sosial ini pun memastikan iklim investasi di Jatim cukup kondusif, salah satunya ada layanan kemudahan izin yang diberikan. Bahkan awal tahun ini Jatim kembali mengembangkan sistem aplikasi Jatim Online Single Submission (JOSS) untuk mempermudah pengusaha mengajukan izin.

“Dengan adanya JOSS dan inovasi lainnya diharapkan investasi Jatim tahun ini tercapai dengan baik. Apalagi sebelumnya Jatim menandatangani kerja sama kemitraan 18 UMKM dengan 6 perusahaan Jatim baik PMA maupun PMDN agar UMKM bisa terlibat dalam rantai pasok global, dan bisa naik kelas,” katanya.

Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jatim, realisasi investasi pada 2020 tercatat mencapai Rp78,3 triliun. Nilai tersebut meningkat 33,8 persen dibandingkan realisasi 2019 yakni hanya Rp58,85 triliun.

Adapun dari realisasi investasi 2020 tersebut sebanyak Rp22,6 triliun merupakan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Rp55,7 triliun merupakan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Dibandingkan dengan 2019 pun, PMA maupun PMDN mengalami pertumbuhan sebab sebelumnya PMA hanya Rp17,86 trilin dan PMDN Rp33,34 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper