Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panca Mitra Multiperdana (PMMP) Perbesar Pasar Domestik

Saat ini kontribusi pasar domestik masih sekitar 15 - 20 persen, dan kebanyakan untuk menyuplai restoran dengan produk udang mentah atau setengah jadi.
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Bisnis.com, SURABAYA - PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP), industri pengolahan udang asal Situbondo ingin memperbesar pasar domestik yang saat ini masih di bawah 5 persen salah satunya dengan mengembangkan produk bernilai tambah atau value added.

Direktur Utama PMMP, Martinus Soesilo mengatakan selama ini perseroan memang terkonsentrasi kepada pasar ekspor terutama Amerika Serikat dan Jepang yang memiliki demand sangat tinggi khususnya untuk suplai kebutuhan hotel dan restoran.

“Namun dengan kondisi pandemi seperti sekarang permintaan pasokan udang untuk restoran ini menurun, tetapi ternyata permintaan pasar ritel, khususnya produk diversifikasi atau value added malah naik karena banyak keluarga yang memilih untuk memasak sendiri di rumah,” jelasnya dalam peluncuran produk diversifikasi Ebinoya, Selasa (26/1/2021).

Dia mengatakan saat ini kontribusi produk value added masih sekitar 15 - 20 persen. Diharapkan produk value added ini bisa berkontribusi menjadi 35 - 40 persen pada 2022. 

Menurutnya, perseroan ingin mengubah fokus juga terhadap produk value added atau bernilai tambah mengingat secara persaingan di pasar domestik belum banyak dibandingkan pabrik untuk produksi udang mentah.

“Untuk produk bernilai tambah juga kita pelan-pelan karena pasar di sini tidak seperti di AS dan Jepang, karena kalau di Indonesia memang konsumsi tertinggi masih produk ikan,” imbuhnya.

Martinus menambahkan saat ini kapasitas produksi perseroan mencapai 25.000 ton/tahun. Rencananya produk diversifikasi atau udang siap goreng bermerek Ebinoya ini akan memiliki kapasitas sekitar 1/3 dari total kapasitas yang dimiliki.

Head of Investor Relation and Corporate Secretary PMMP, Christian Jonathan Sutanto, menambahkan perseroan sendiri juga berencana meningkatkan kapasitas produksi pabrik dengan target memiliki total 9 pabrik. Saat ini sudah ada 7 pabrik dengan total kapasitas 25.000 ton/tahun.

Rencananya pabrik ke-8 akan rampung pada tahun ini dengan investasi Rp75 miliar, sedangkan pabrik ke-9 dimulai tahun depan dengan investasi sekitar Rp150 miliar. 

Seluruh pabriknya berada di Situbondo dengan total lahan yang dimiliki saat ini 17 ha tetapi baru tergarap 9 ha. Investasi pabrik ke-8 ini dibangun dari dana IPO 2020 yang didapat Rp110 miliar, selanjutnya pabrik ke-9 akan cari investasi dari utang ataupun obligasi.

“Harapannya 2023 kapasitas produksi total kita bisa mencapai 33.000 - 35.000 ton/tahun, ini juga sejalan dengan upaya kami untuk membuka pasar ekspor baru di negara-negara Uni Eropa,” imbuhnya.

Adapun di tengah pandemi perseroan tetap mencatatkan kinerja penjualan positif. Hingga Juni 2020, penjualan mencapai US$83,3 juta atau naik sebesar 12,6 persen (Yoy). Sedangkan laba bersih tercatat US$5,3 juta atau naik sebesar US$4,6 juta atau 630 persen dibanding Juni 2019 sebesar US$0,7 juta.

Sementara kinerja penjualan segmen varian value added mengalami kenaikan volume penjualan sebesar 66,4 persen dari 1.073 ton menjadi 1.786 ton pada Juni 2020, atau setara US$13,3 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper