Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Dalam Negeri di Surabaya Tumbuh Tinggi

Kinerja investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) pada 2020 justru turun, yakni hanya terealisasi Rp1,5 triliun. Padahal pada 2019 mampu mencapai Rp2,44 triliun.
Ikon Kota Surabaya
Ikon Kota Surabaya

Bisnis.com, SURABAYA - Kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2019 tak menyurutkan niat investor dalam negeri untuk menanamkan modalnya di Kota Surabaya sehingga terjadi peningkatan nilai investasi.

Data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Surabaya mencatat, realisasi Investasi di Surabaya pada 2020 mencapai Rp64 triliun. Jumlah itu melebihi target semula yakni hanya Rp63 triliun.

Dari realisasi tersebut, sebanyak Rp20,63 triliun merupakan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) fasilitas dan Rp41,92 triliun PMDN non-fasilitas. Dibandingkan dengan realisasi 2019, investasi dari negeri sendiri ini malah tumbuh tinggi sebab realisasi PMDN fasilitas 2019 hanya mencapai Rp16,77 triliun.

Sebaliknya, kondisi kinerja investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) pada 2020 justru turun, yakni hanya terealisasi Rp1,5 triliun. Padahal pada 2019 mampu mencapai Rp2,44 triliun.

Kepala Dinas PM-PTSP Surabaya M. Taswin menjelaskan tidak dipungkiri kondisi pandemi membuat investasi asing terhambat. Namun begitu, secara total kinerja Investasi di Surabaya pada 2020 tetap meningkat dibandingkan 2019 yang ditargetkan Rp53 triliun dan telah terealisasi Rp62 triliun.

“Itu artinya Surabaya masih ada peningkatan meskipun pandemi. Bahkan investasi di Surabaya ini lebih banyak didorong oleh perkembangan UMKM yang terus meningkat hingga kini, dan mereka ini yang paling bisa survive,” jelasnya, Rabu (20/1/2021).

Dia mengatakan meningkatnya kinerja investasi di Surabaya ini juga tidak lepas dari kemudahan layanan perizinan yang disiapkan Pemkot Surabaya. Di samping, Pemkot Surabaya juga terus mempromosikan produk UMKM melalui berbagai pameran virtual dan media promosi lainnya.

Adapun terdapat lima sektor yang mendominasi investasi dari PMA pada tahun lalu yakni transportasi, gudang dan telekomunikasi, disusul perdagangan dan reparasi, lalu industri makanan, dan yang keempat sektor konstruksi, serta kesehatan.

Sementara untuk PMDN didominasi oleh sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi, disusul industri makanan, kemudian listrik, gas dan air, serta perdagangan dan reparasi, kemudian industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper