Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cabai Rawit Diprediksi Mahal Sampai Februari, Ini Penyebabnya

Cabai dipengaruhi oleh curah hujan tinggi di sejumlah sentra produksi cabai rawit, seperti Banyuwangi, Blitar, Kediri, Lamongan, Gresik dan Tuban yang memiliki jenis tanah tadah hujan.
Ilustrasi./Bloomberg-Dimas Ardian
Ilustrasi./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, SURABAYA - Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jawa Timur mengungkapkan faktor penyebab mahalnya harga cabai rawit di pasaran saat ini yang rerata tembus Rp72.000/kg bahkan diprediksi akan terjadi sampai Februari 2021.

Wakil Ketua AACI Jatim, Nanang Triatmoko mengatakan faktor yang mempengaruhi harga cabai rawit di awal tahun ini adalah hukum pasar yakni rendahnya pasokan dari petani di saat permintaan sedang tinggi.

“Nah pasokan cabai rawit di Desember kemarin itu sangat sedikit karena sebanyak 30 persen dari total petani cabai tidak mau menanam, sebab mereka rugi dan kehabisan modal akibat produksinya tidak terserap pasar dan harganya jauh di bawah BEP saat itu,” ungkapnya kepada Bisnis, Senin (11/1/2021).

Dia menjelaskan Break Even Point (BEP) cabai rawit di tiap daerah cukup berbeda, misalnya di Wongsorejo Banyuwangi rata-rata tanaman cabai rawitnya dilakukan berbarengan dengan lahan jagung atau tumpang sari, sehingga biaya produksi cabainya lebih murah dengan harga BEP normalnya Rp10.000/kg.

“Berbeda dengan petani yang menanam bukan dengan cara tumpang sari, BEP nya lebih tinggi Rp13.000/kg - Rp14.000/kg,” imbuhnya.

Sedangkan faktor kedua, kata Nanang, dipengaruhi oleh curah hujan tinggi di sejumlah sentra produksi cabai rawit, seperti Banyuwangi, Blitar, Kediri, Lamongan, Gresik dan Tuban yang memiliki jenis tanah tadah hujan.

“Sehingga jika curah hujan tinggi di sana banyak cabai yang mati karena penyakit layu, sehingga produksi pun berkurang 30 persen. Contoh di Banyuwangi biasanya cabai yang keluar untuk kirim 100 ton/hari, ini hanya 70 ton,” jelasnya.

Namun begitu, tambah Nanang, harga cabai rawit ini diperkirakan akan turun secara bertahap sampai Februari sejalan dengan masuknya panen raya dan harga akan kembali normal pada bulan ketiga.

Berdasarkan pantauan Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jatim, per 11 Januari 2021 harga cabai rawit rata-rata mencapai Rp72.104/kg. Harga tertinggi terjadi di Pamekasan tembus Rp85.000/kg, dan terendah ada di Tulungagung Rp54.000/kg.

Dibandingkan pekan lalu atau 4 Januari 2021, harga cabai rawit hanya Rp68.319/kg, dan harga tertinggi terjadi di Pamekasan Rp85.000/kg dan terendah di Bondowoso Rp36.500/kg.

Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan komoditas cabai rawit pada Desember 2020 telah menjadi penyumbang inflasi dengan tren kenaikan harga mencapai 51,58 persen.

“Kondisi itu pun berdampak pada kinerja Nilai Tukar Petani (NTP) untuk subsektor hortikultura yang naik 2,22 persen yakni menjadi 97,82 pada Desember dibandingkan NTP November 95,70. Hanya saja, NTP ini memang masih di bawah 100 yang berarti pengeluar petani lebih besar dibandingkan pendapatannya,” jelasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Hadi Sulistyo mengatakan cabai rawit merupakan komoditas hortikultura di Jatim yang selama ini telah berkontribusi sebesar 39 persen terhadap nasional.

“Kehilangan hasil panen memang menjadi masalah yang harus ditangani melalui rantai pasok sehingga dibutuhkan teknologi yang efektif dan efisien dari pasca panen hingga distribusi. Untuk itu pemerintah memiliki program pendampingan produk hortikultura, dan mendorong hilirisasi terutama saat panen melimpah,” katanya.

Adapun data Dinas Pertanian Jatim mencatat produksi cabai rawit 2020 mencapai 612.978 ton dari luas panen 58.563 ha. Sedangkan tingkat konsumsi yakni 67.008 ton/tahun sehingga Jatim surplus 545.970 ton yang biasanya digunakan untuk menyuplai ke daerah lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper