Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Afrika Selatan Siap Menampung Ekspor dari Jawa Timur

Afsel sendiri mengimpor barang dari dunia berupa besi/baja, bijih besi, pulp of wood, buah-buahan dan boiler/mesin.
Foto ilustrasi terminal kontainer ekspor impor./Bisnis
Foto ilustrasi terminal kontainer ekspor impor./Bisnis

Bisnis.com, SURABAYA - Bank Indonesia Perwakilan Jawa Timur mendorong usaha kecil dan menengah (UKM) untuk menggali potensi ekspor ke Afrika Selatan yang dinilai memiliki peluang besar untuk digarap.

Deputi Kepala BI Jatim, Harmanta mengatakan Afrika menjadi salah satu wilayah dengan potensi ekonomi dan hubungan dagang yang tinggi dengan adanya beberapa indikator positif seperti adanya komitmen perusahaan Tanah Air yang mengirimkan Perwakilan di Afrika Selatan.

“Untuk itu UKM Jatim ini juga perlu didorong untuk masuk ke pasar Afrika,” jelasnya, Kamis (12/11/2020).

Kepala Indonesia Trade Promotion Centre (ITPC) Johannesburg, Anggun Paramita Mahdi mengatakan sejauh ini kerja sama perdagangan Indonesia - Afrika Selatan ini sudah berjalan, seperti tren ekspor Indonesia ke Afsel tahun lalu terbesar adalah komoditas sawit dan turunannya US$187,7 juta, kendaraan US$84,3 juta, kertas US$43,4 juta, karet US$40,8 juta dan boilers atau mesin US$34,3 juta.

“Sementara Afsel sendiri mengimpor barang dari dunia berupa besi/baja, bijih besi, pulp of wood, buah-buahan dan boiler/mesin,” imbuhnya.

Anggun menambahkan UKM Jatim seharusnya bisa membaca peluang pasar Afrika ini, mengingat dalam kondisi pandemi kebutuhan barang di Afrika mulai mengarah pada healthy food dan produk makanan yang dapat tahan lama.

Ditambah lagi tren online shopping dan delivery order masih terbatas pada beberapa website, meskipun gerakan cashless payment mulai digalakkan.

“Peluang besar bagi franchise Indonesia untuk masuk ke pasar Afsel seperti dari sektor food and beverage, SPA, minimarket atau ritel jejaring, sampai pada produk kesehatan dan olahraga,” jelasnya.

Di sektor fesyen, lanjut Anggun, pasar di Afrika Selatan menyukai produk yang condong pada gaya Eropa dengan warna-warna mencolok, termasuk batik yang sudah dikenal di Afrika Selatan.

“Selera di Afrika itu mengikuti pasar Eropa, yang simple dan modern look. Namun, furniture dengan desain etnik juga masih diminati,” imbuhnya.

Meski berpeluang besar, kata Anggun, masih ada tantangan yang harus dihadapi di pasar Afsel di antaranya adalah Indonesia memang belum dikenal oleh masyarakat Afsel, jumlah diaspora Indonesia juga masih sangat sedikit sekitar 500 orang, orang Afsel juga cenderung loyal pada merek.

“Selain itu, harga produk Indonesia masih cenderung lebih tinggi sehingga kalah bersaing, termasuk biaya pengiriman juga cukup tinggi,” imbuhnya.

Direktur Seven Oceans Trading, Henriko Yanto Suparyanto mengatakan dampak kebijakan total lockdown akibat Covid-19 memang menjadikan ekonomi semakin terpuruk sehingga perkembangan ekonomi Afrika Selatan diperkirakan Hanya mencapai 1,8 persen pada tahun depan.

“Namun secara keseluruhan ekonomi Afrika Selatan cukup menjanjikan walau sentimen pasar masih rendah, tapi consumer confidence naik 24 persen, sehingga ekonomi Afsel ini berada di jalan recovery ekonomi yang menjanjikan dan positif,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper