Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekor Corona di Kota Surabaya pada Oktober

Rata-rata pertambahan positif corona di Kota Surabaya cenderung turun. Bahkan, rekor pertambahan terendah terjadi pada Oktober.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyapa warga yang antre untuk menjalani pemeriksaan menggunakan alat tes diagnostik cepat guna mendeteksi penularan Covid-19./Antara
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyapa warga yang antre untuk menjalani pemeriksaan menggunakan alat tes diagnostik cepat guna mendeteksi penularan Covid-19./Antara

Bisnis.com, SURABAYA - Penanganan Covid-19 di Kota Surabaya mencatatkan rekor selama awal Oktober.

Data yang dihimpun dari laporan harian pergerakan kasus Covid-19 di Jawa Timur menunjukkan rata-rata pertambahan positif corona di Kota Surabaya cenderung turun. Bahkan, rekor pertambahan terendah terjadi pada Oktober ini.

Periode Senin-Minggu (5-11/10/2020), terdapat 409 konfirmasi, dengan kata lain rata-rata per hari 58,4 orang terkonfirmasi corona. Sedangkan kumulatif kesembuhan 489 orang alias per hari ada 69,8 orang sembuh. Total kematian dalam sepekan 27 orang atau rata-rata 3,8 per hari.

Adapun pergerakan hariannya sbb:

Minggu, 11/10Sabtu, 10/10Jumat, 9/10Kamis, 8/10Rabu, 7/10Selasa, 6/10Senin, 5/10Total
Positif49555965696844409
Sembuh 60807577708245489
Meninggal335355327

Dari data harian di atas, terlihat pertambahan konfirmasi terendah 44 orang per hari. Rekor pertambahan harian terendah tersebut juga terjadi pada pekan sebelumnya, yang data pergerakan hariannya sbb:

Minggu, 4/10Sabtu, 3/10 Jumat, 2/10Kamis, 1/10Rabu, 30/9Selasa, 29/9Senin, 28/9Total 
Positif44606970797980481
Sembuh506874759110090548
Meninggal244646531

Sementara pada periode Minggu-Sabtu (23-29/8/2020) penambahan harian konfirmasi Covid-19 di Surabaya berada di rentang 80-90an kasus perhari. Periode Jumat-Kamis (14-20/8/2020), pertambahan konfirmasi harian 100-200 kasus per hari.

Adapun pada Juli, kasus pertambahan harian corona di Surabaya berada di rentang 65-210 kasus per hari. Pada periode ini tingkat pertambahan kasus hampir seimbang dengan tingkat kesembuhan. Selain itu, hampir setengah kasus konfirmasi juga isolasi mandiri pada bulan Juli, sehingga disinyalir menghambat pengendalian kasus.

Terkait dengan strategi pengendalian corona di Surabaya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini diketahui getol sosialisasi penerapan disiplin protokol kesehatan pada Juli. Setiap akhir pekan, Risma bersama jajarannya turun langsung ke masyarakat, mengingatkan disiplin memakai masker dan penerapan protokol kesehatan lainnya. Tidak hanya perkampungan, pusat bisnis seperti pasar tradisional juga jadi sasaran sosialisasi.

Surabaya juga mulai menggulirkan swab massal, mulanya menyasar masyarakat rentan. Unggahan akun Dinas Kesehatan Surabaya setidaknya menjelaskan pentahapan tes usap masal ini. Periode Juli menyasar warga hamil, guru SD dan siswa pada Agustus, selanjutnya pedagang, warga mobilitas tinggi pada September.

Sementara pada Oktober, swab juga menyasar hotel. Puskesmas Jemursari misalnya, pada Rabu (7/10/2020), melakukan tes usap 46 karyawan Hotel Ibis Jemursari. Selain hotel, tes serupa juga dilaksanakan di mal. "Pelaksanaan swab test PCR di Kota Surabaya dilakukan seluruh Puskesmas," demikian tulis Dinkes Kota Surabaya.

Tes usap gratis ini diperuntukkan bagi warga ber-KTP Surabaya. Pelayanan program tes ini dilakukan melalui aplikasi ehealth Surabaya atau melalui website ehealth.surabaya.go.id. "Yang paling penting, yuk terus patuhi protokol kesehatan, jaga diri dan keluarga dari bahaya Covid-19," imbau Dinkes. 

Pengendalian corona di Surabaya juga didukung adanya operasi yustisi yang diselenggarakan lintas sektor. Operasi yang melibatkan TNI, Polri, Satpol PP dan dinas terkait lainnya bertujuan mendisiplinkan warga agar patuh terhadap protokol kesehatan Covid-19.

Wali Kota Risma dalam sebuah video membenarkan kasus harian memang cenderung turun. Namun ada fenomena baru, tingkat kasus infeksi terhadap kalangan muda cenderung meningkat. "Kita bisa putus sesegera mungkin, karena kalau tidak segera putus maka dampaknya terhadap perekonomian. Kita tidak bisa melaksanakan bebas seperti dulu transaksi ekonomi," ujarnya.

Kalangan muda menurut Risma mungkin belum merasakan dampak ekonomi akibat Covid-19 karena sebagian menggantungkan hidup terhadap orang tua. Namun, bila ekonomi lumpuh, lambat laun perekonomian orang tua juga terdampak. 

Risma juga menjelaskan, corona juga mengganggu pendidikan. Padahal, seusia anak-anak bertemu dengan guru dan teman sebaya sangat penting. "Ayo kita bisa menahan diri. Jaga protokol itu, jangan bergerombol. Tetap gunakan masker," ajak Wali Kota di daerah berpenduduk 3,2 juta orang ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper