Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Karantina Massal, 1 SSK Gabungan TNI/Polri Jaga Ketat Pesantren di Banyuwangi

Akses jalan menuju pondok pesantren ditutup dan tidak boleh ada yang keluar masuk. Pasien terkonfirmasi positif terinfeksi Covid-19 di Banyuwangi mencapai 771 orang.
Dandim 0825/Banyuwangi dan Bupati Abdullah Azwar Anas saat meninjau dapur umum di salah satu pesantren di Banyuwangi. Minggu (30/8/2020)./Antara
Dandim 0825/Banyuwangi dan Bupati Abdullah Azwar Anas saat meninjau dapur umum di salah satu pesantren di Banyuwangi. Minggu (30/8/2020)./Antara

Bisnis.com, BANYUWANGI - Satgas Penanganan Covid-19 di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mulai memberlakukan karantina massal dan menghentikan seluruh aktivitas di salah satu pesantren setempat sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Virus Corona.

Bahkan, akses jalan menuju pondok pesantren ditutup dan tidak boleh ada yang keluar masuk. Pada Minggu (30/8/2020), pasien terkonfirmasi positif terinfeksi Covid-19 di Banyuwangi bertambah 84 kasus, sehingga jumlah keseluruhan pasien positif mencapai 771 orang.

"Selama karantina di lingkungan pondok pesantren tidak boleh ada yang keluar masuk kecuali petugas kesehatan dan logistik," kata Komandan Kodim 0825/ Banyuwangi Letkol (Inf) Yuli Eko Purwanto di sela meninjau pelaksanaan dapur umum bersama Bupati Abdullah Azwar Anas, Minggu (30/8/2020).

Ia menegaskan bahwa selama karantina dijaga ketat oleh 1 SSK tim gabungan dari TNI/Polri dan Satpol PP Pemkab Banyuwangi.

Untuk kebutuhan pondok pesantren disediakan dapur umum.

"Untuk kebutuhan makan santri ada dapur umum, bahan makanannya dari Pemkab Banyuwangi, dan dimasak oleh petugas dari Tagana dan BPBD Banyuwangi," ujar Letkol Eko.

Dapur umum yang didirikan oleh BPBD dan didukung oleh Dinas Sosial, itu setiap harinya memasak sekitar 18 ribu kotak makanan yang didistribusikan untuk penghuni pondok pesantren.

Selain Tagana, warga setempat juga dilibatkan untuk membantu menyiapkan makanan.

Untuk menu dan penyajian makanan, lanjut Dandim, telah sesuai standar operasional prosedur (SOP) kesehatan yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan.

"Dibutuhkan kesadaran semua pihak untuk menyelesaikan masalah ini," katanya.

Sementara itu, Kasubdit Karantina Kesehatan Ditjen P2P pada Kementerian Kesehatan, dr Benget Saragih mengatakan selama karantina seluruh aktivitas pondok dihentikan sementara.

"Seluruh aktivitas berhenti. Salat berjamaah untuk sementara tidak boleh. Seluruh penghuni harus berada di dalam kamar," ujarnya.

Menurut Benget, penghuni pondok selama ini kooperatif dan para santri nurut arahan sari petugas.

Benget menjelaskan selama proses karantina, penghuni harus tetap berada di dalam kamar. Mereka dipisah-pisah dan tetap menjalankan protokol kesehatan. Seperti harus selalu pakai masker, jaga jarak, dan menjaga kebersihan.

Pada Minggu (30/8/2020), juga telah dilakukan pemeriksaan ulang terhadap seluruh santri di pesantren itu, dan hasilnya digunakan untuk pemilahan sesuai status kesehatan masing-masing.

"Akan ada klaster santri untuk pemilahan, ini semua untuk memutus mata rantai penyebaran virus," kata Benget.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper