Bisnis.com, SURABAYA - Para lanjut usia di Jawa Timur diminta untuk tidak sering keluar rumah. Hal itu perlu menjadi perhatian agar mereka tidak mudah terpapar virus Corona.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengingatkan pentingnya peran keluarga untuk melindungi para lansia karena rentan terpapar Covid-19.
"Para lansia harus dilindungi dan saran saya ke keluarga, khususnya di Jatim, agar yang berusia lanjut tidak sering keluar rumah, kecuali sangat terpaksa," ujar Khofifah.
Pernyataan itu disampaikan Khofifah di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Rabu sore, di sela acara penyerahan bantuan sembako bagi lanjut usia dalam rangka penanganan dampak Covid-19.
Terlebih, kata dia, bagi para lansia yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan harus selalu mengikuti protokol kesehatan secara disiplin agar tidak tertular virus Corona.
Berdasarkan catatan Pemprov Jatim, kata Khofifah, bagi para pasien terkonfirmasi Covid-19 yang memiliki penyakit bawaan risikonya berakibat pada kematian.
"Yang paling tinggi diabetes, kemudian hipertensi, lalu jantung, asma dan penyakit lainnya. Oleh karena itu, mari saling jaga dan saling melindungi," ucap Khofifah.
Sementara itu, pada kesempatan tersebut Gubernur Khofifah menyerahkan sembako dan bantuan secara simbolis kepada sejumlah lansia yang berada di bawah naungan Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (LKS LU) di Jatim.
Kepala Dinas Sosial Jatim Alwi menyampaikan total sebanyak 2.000 paket sembako merupakan bantuan dari Kementerian Sosial RI.
"Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban hidup para lanjut usia di saat wabah pandemi sekarang ini," katanya.
Di sisi lain, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim mencatat tambahan kasus terkonfirmasi positif per Rabu (1/7) pukul 17.00 WIB yakni 316 orang sehingga secara keseluruhan mencapai 12.245 orang.
Sedangkan, kasus pasien dinyatakan sembuh di Jatim bertambah 192 orang atau totalnya 4.391 orang (35,86 persen) diperbolehkan pulang setelah terkonversi negatif Covid-19.
Lalu, kasus meninggal dunia di Jatim bertambah 22 orang atau secara keseluruhan mencapai 950 orang (7,76 persen).
Catatan berikutnya, kasus pasien dalam pengawasan (PDP) di Jatim sebanyak 10.836 orang, kasus orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 29.757 orang dan kasus orang tanpa gejala (OTG) mencapai 164.314 orang.