Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Jatim 0,18 Persen pada Mei

Perayaan Lebaran tahun ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya karena pandemi membuat gaya hidup di rumah saja mempengaruhi pola konsumsi di hari raya.
Suasana terminal keberangkatan domestik 1B Bandara Internasional Juanda Surabaya, Sidoarjo, Jawa Timur./Antara-Zabur Karuru
Suasana terminal keberangkatan domestik 1B Bandara Internasional Juanda Surabaya, Sidoarjo, Jawa Timur./Antara-Zabur Karuru

Bisnis.com, SURABAYA - Tingkat inflasi Jawa Timur pada Mei 2020 atau yang juga merupakan momen Ramadhan dan Lebaran tahun ini sebesar 0,18 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Dadang Hardiwan mengatakan kondisi inflasi Jatim yang cukup terkendali saat momen Ramadhan dan Lebaran ini lebih disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19.

"Seperti yang kita tahu, perayaan Lebaran tahun ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya karena pandemi membuat gaya hidup di rumah saja mempengaruhi pola konsumsi di hari raya. Banyak pesta buka bersama, atau kegiatan halal bihal tidak terealisasi yang menyebabkan permintaan bahan pokok tidak meningkat," jelasnya saat paparan Berita Resmi Statistik (BPS) secara virtual, Selasa (2/6/2020).

Adapun berdasarkan inflasi tahun kalender 2020 (Mei 2020 terhadap Desember 2019) tingkat inflasi Jatim yakni 0,86 persen. Sedangkan inflasi dari tahun ke tahun (Mei 2020 terhadap Mei 2019) yakni 1,83 persen.

Dia mengatakan dari 8 kota yang menjadi sorotan Indeks Harga Konsumen (IHK), sebanyak 6 kota mengalami inflasi dan 2 kota lainnya yakni Kediri dan Jember mengalami deflasi.

"Inflasi tertinggi ada di Kota Malang 0,27 persen, inflasi terendah di Kota Madiun 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi ada di Kediri -0,19 persen dan deflasi terendah di Jember -0,03 persen," jelasnya.

Dadang menjelaskan 10 komoditas penyumbang inflasi Jatim pada Mei 2020 ini adalah angkutan udara yang tarifnya naik 18,80 persen, disusul daging ayam ras naik 6,08 persen, bawang merah naik 15,55 persen, apel 5,67 persen, melon 9,63 persen, cumi-cumi 7,70 persen, tempe 2,08 persen, ikan bandeng 4,43 persen, udang basah 2,06 persen dan susu bubuk balita 0,76 persen.

Sementara 10 komoditas penyumbang deflasi adalah cabai rawit ada penurunan harga 29,43 persen, telur ayam ras 10,89 persen, bawang putih 23,54 persen, emas perhiasan 1,69 persen, cabai merah 14,39 persen, gula pasir 4,72 persen, ikan mujair 3,51 persen, minyak goreng 1,11 persen, tomat 4,42 persen dan roti tawar 1,64 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper