Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2.300 Positif Covid-19, Pemkot Surabaya: Kita Berusaha Tak Seperti Wuhan

Memang terjadi penambahan kasus, itu lantaran pemkot menggelar rapid test dan swab secara masif dan massal di level bawah.
Data Covid-19 di Kota Surabaya./Pemprov Jatim
Data Covid-19 di Kota Surabaya./Pemprov Jatim

Bisnis.com, SURABAYA - Pemkot Surabaya optimistis kasus Covid-19 di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur ini, tidak seperti yang terjadi di Kota Wuhan, Tiongkok, meski terjadi penambahan kasus setiap harinya.

Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya M. Fikser, di Surabaya, Jumat, mengatakan jika memang terjadi penambahan kasus, itu lantaran pemkot menggelar rapid test dan swab secara masif dan massal di level bawah.

"Tentunya itu mempengaruhi hasil. Ya kita berusaha untuk tidak terjadi seperti di Wuhan. Siapa yang menginginkan itu. Saya yakin yang menyampaikan juga tidak menginginkan seperti itu," kata Fikser.

Pernyataan Fikser tersebut merespons pernyataan Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur dr. Joni Wahyuhadi yang mengatakan bahwa Surabaya bisa menjadi seperti Wuhan jika warganya tidak patuh terhadap protokol kesehatan.

Hal itu dikarena mayoritas kasus Covid-19 di Jawa Timur ada di Surabaya. Dari 4.112 kasus yang ada di Jawa Timur, Rabu (27/5), Kota Surabaya menyumbang 2.216 kasus, sedangkan Sidoarjo dan Gresik yang termasuk dalam wilayah Surabaya Raya menyumbang masing-masing 565 kasus dan 153 kasus.

Fikser menjelaskan sejak awal Pemkot Surabaya membuka diri dan menerima bantuan serta dukungan dari semua pihak. Ia berterima kasih atas bantuan dari pemerintah pusat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Inteligen Negara (BIN) yang bersedia memberikan bantuan untuk meminjamkan mobil laboratorium agar persoalan ini dapat segera teratasi.

"Kita terbuka selama ini menerima dukungan semua pihak. Kita berharap yang menyampaikan itu bisa bergabung di gugus tugas Surabaya. Untuk sama-sama kita melakukan penanganan itu," ujarnya.

Selain itu, Kepala Diskominfo Surabaya ini menyampaikan sekitar 22 ribu lebih rapid test sudah dilakukan di berbagai wilayah di Kota Pahlawan. Dari angka itu, warga yang hasil rapidnya reaktif langsung dilakukan isolasi di hotel dan dipisahkan dengan anggota keluarganya sembari melakukan test swab sampai hasilnya keluar.

"Jika positif tapi kondisinya baik, maka kami rawat di Asrama Haji Sukolilo. Tetapi jika kondisi pasien mengalami keluhan maka kami rawat di rumah sakit," katanya.

Bahkan, Fikser pun menegaskan bahwa pemerintah kota juga menambah kapasitas ruangan di dua rumah sakit milik Pemkot Surabaya yakni RSUD dr. Sowandhie berjumlah 40 dan RSUD Bhakti Darma Husada (BDH) sebanyak 100 orang. Ada juga RS Husada Utama dan RS Siloam yang siap menampung.

Fikser juga berterima kasih kepada TNI dan Polri yang turut membantu pemerintah kota dalam menghadapi pandemi ini. Dari semua itu, ia juga menyebut bahwa saat ini masyarakat juga dilibatkan aktif melalui Kampung Wani Jogo Suroboyo.

"Mereka (warga) di dorong sebagai garda terdepan. Untuk melakukan pemutusan mata rantai dari level kampung dan saling bergotong royong menghentikan pandemi ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper