Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tes Cepat Corona di Surabaya, Begini Penjelasan Wali Kota Risma

Pemerintah Kota Surabaya melakukan sejumlah tes cepat corona (Covid-19) secara massal guna mempersempit laju virus di Kota Pahlawan.
Petugas medis memperlihatkan sampel darah dalam tes cepat corona./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Petugas medis memperlihatkan sampel darah dalam tes cepat corona./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya melakukan sejumlah tes cepat corona (Covid-19) secara massal guna mempersempit laju virus di Kota Pahlawan.

Humas Pemkot Surabaya menjelaskan sejak April sampai 12 Mei sebanyak 7.223 orang telah dites massal. Mereka terdiri dari Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Perawatan (PDP), Orang Tanpa Gejala (OTG) dan Tenaga Kesehatan (Nakes).

"Didapatkan hasil sebanyak 788 orang reaktif. Sedangkan sisanya negatif," jelasnya dalam akun sosial resmi Humas Pemkot Surabaya.

Rapid test massal ini juga dilakukan di 9 lokasi selama dua hari, 11 Mei dan 12 Mei. Lokasinya di Sawah Pulo, Kebon Dalem Tengah, Dupak Timur 4, Gresik PPI Pasar, Tenggilis Utara 2, Gubeng Masjid 1, Wonorejo Rungkut, Rungkut Kidul dan Manukan Kulon Mukti.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjelaskan penentuan lokasinya didasarkan data wilayah dengan jumlah warga terkonfirmasi Covid-19 cukup banyak.

"Jadi setelah saya lihat data, yang banyak dimana? Oke di situ dilakukan rapid test," kata Risma. Mereka yang terbukti reaktif selanjutnya bakal menjalani rapid test.

Sebagai informasi tambahan, penduduk di Kota Surabaya saat ini lebih dari 3 juta jiwa. Daerah berjuluk Kota Pahlawan ini juga sedang menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap kedua.

Kumulatif kasus terkonfirmasi Covid-19 di Surabaya per 13 Mei tercatat 870 orang, 799 kumulatif terkonfirmasi positif Surabaya, 71 positif luar Surabaya, 97 positif meninggal di Surabaya.

Terkonfirmasi positif Covid-19 dalam perawatan 658 orang, 106 orang sembuh Surabaya, 9 orang luar Surabaya.

ODP kumulatif 3.090 orang, selesai dipantau 2.499 orang, dan dalam pemantauan 591 orang.

PDP kumulatif 1.711 orang, 3 orang meninggal. PDP dalam pengawasan 970 orang dan 738 PDP sembuh.

Selain menggelar rapid test, Kota Surabaya, Jatim, membentuk Satgas Corona tingkat kampung yang salah satu tugasnya adalah melakukan kegiatan karantina mandiri bagi warga yang terpapar Covid-19 baik orang dalam pemantauan (ODP) maupun pasien dalam pemantauan (PDP).

"Mitigasi pencegahan virus corona jenis baru (Covid-19) tak bisa hanya dilakukan pemerintah saja, tapi juga partisipasi masyarakat," kata salah satu Satgas Corona RT 5 RW6 Demak Timur Hari Cahyono di Surabaya, Kamis.

Apalagi, lanjut dia, saat ini sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 sedang kelebihan pasien sehingga pihaknya bergerak di kampung-kampung untuk melakukan mitigasi agar tidak terjadi penumpukan di fasilitas kesehatan.

"Saat Pusat Grosir Surabaya (PGS) ditutup karena ada pedagang yang positif corona, semua orang yang bekerja di sana dinyatakan ODP. Ada satu warga kami yang bekerja di sana. Meski cuma satu, tapi yang jadi ODP akhirnya seisi rumah. Akhirnya kami pantau dan kami minta untuk tidak ke mana-mana," ujarnya.

Hari mengatakan kebutuhan warga yang dinyatakan ODP itu disiapkan oleh warga kampung agar mereka tidak perlu keluar rumah sampai masa karantina mandiri selesai.

Ketua RT 5 RW 6 Demak Timur Aris Dwi Santoso mengatakan tak hanya karantina mandiri, warga kampung melakukan sterilisasi minimal seminggu dua kali. Mereka juga memasang wastafel di hampir setiap meter ruas jalan.

"Ini tidak mengandalkan dinas manapun, hanya menggunakan pompa air milik kampung yang dirancang sedemikian rupa," kata Aris.

Tak hanya itu, lanjut dia, hampir setiap hari, satgas Corona mengecek suhu tubuh warga secara rutin.

"Kalau ada yang mencurigakan, langsung dikoordinasikan ke puskesmas terdekat. Kami juga membagikan masker, cairan pembersih tangan, dan sembako bagi mereka yang terdampak ekonomi karena corona," ujar Aris.

Koordinator Protokol Komunikasi, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M. Fikser mengatakan untuk menekan penyebaran Covid-19 tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah saja, melainkan juga warga hingga tingkatan RT maupun RW diharapkan juga andil dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

"Kami minta kepada seluruh pengurus RT/RW, kepada semua warga, untuk menutup akses-akses pintu gang, buatlah semua akses keluar masuk menjadi satu pintu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Twitter dan Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper