Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Jatim Turun 20,56 Persen pada Februari

Nilai impor kita ternyata juga turun jika dibandingkan dengan Februari 2019 yakni turun 8,20 persen.
Dua Kapal Motor (KM) bersiap sandar di Dermaga Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur./Antara-Didik Suhartono
Dua Kapal Motor (KM) bersiap sandar di Dermaga Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur./Antara-Didik Suhartono

Bisnis.com, SURABAYA - Nilai impor Jawa Timur pada Februari 2020 turun sampai 20,56 persen dibandingkan nilai impor pada bulan sebelumnya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Dadang Hardiwan menyebutkan nilai impor pada Februari mencapai US$1,61 miliar.

"Nilai impor kita ternyata juga turun jika dibandingkan dengan Februari 2019 yakni turun 8,20 persen," katanya dalam live streaming berita resmi statistik melalui channel YouTube, Senin (16/3/2020).

Dadang mengatakan, baik impor migas maupun barang non migas sama-sama mengalami penurunan. Impor non migaa turun 21,21 persen dibandingkan Januari 2020 atau tercapai US$1,21 miliar. Sedangkan impor migasnya US$391 juta atau turun 18,46 persen.

"Barang impor yang masih tercatat positif adalah golongan mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar US$178,36 juta, golongan barang besi dan baja US$123,59 juta dan golongan gandum-ganduman US$107,95 juta," jelasnya.

Adapun sepanjang Januari-Februari 2020, impor barang ke Jatim kebanyakan tetap berasal dari China US$694,91 juta atau berkontribusi 25,21 persen, disusul Amerika Serikat US$198,07 juta atau 7,19 persen dan Argentina sebesar US$151,31 juta atau 5,49 persen.

Sedangkan impor nonmigas dari kelompok negara Asean sebesar US$485,73 juta atau setara 17,62 persen, sementara impor nonmigas dari Uni Eropa mencapai US$282,73 juta atau berkontribusi 10,26 persen.

Meski nilai impor Jatim mengalami penurunan, justru nilai ekspor Jatim mengalami peningkatan yakni tercapai US$2 miliar atau naik 11,29 persen dibandingkan Januari 2020.

"Jika dibandingkan dengan Februari tahun lalu pun, ekspor Jatim juga naik 17,63 persen. Terutama dari barang non migas yang tercatat mencapai US$1,91 miliar atau naik 8,3 persen dibanding bulan sebelumnya. Dibanding periode sama 2019, ekspor kita juga naik 19,5 persen," jelasnya.

Dadang mengatakan barang yang menjadi penyumbang kinerja ekspor Jatim adalah perhiasan/permata US$637,32 juta, disusul oleh kayu dan barang dari kayu sebesar US$114,47 juta serta lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$95,65 juta.

Komoditas-komoditas tersebut diekspor ke sejumlah negara seperti Singapura, AS, dan negara di kawasan Asean dan Uni Eropa.

"Dengan naiknya kinerja ekspor kita, tetapi impornya turun. Maka Jatim pada Februari ini mengalami surplus US$0,39 miliar. Kalau sepanjang Januari-Februari juga surplus US$0,16 miliar," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper