Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jatim Matangkan Konsep Tiga Proyek Strategis

Hal yang perlu dikoodinasikan bersama misalnya di bromo tengger semeru perlu pembenahan.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawasa saat pemaparan rencana percepatan pembangunan proyek startegis nasional di Jawa Timur dalam diskusi Pengembangan Kawasan Selatan Jatim, di Kantor Kadin Jatim, Surabaya, Selasa (10/3/2020)./Bisnis-Peni Widarti
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawasa saat pemaparan rencana percepatan pembangunan proyek startegis nasional di Jawa Timur dalam diskusi Pengembangan Kawasan Selatan Jatim, di Kantor Kadin Jatim, Surabaya, Selasa (10/3/2020)./Bisnis-Peni Widarti

Bisnis.com, SURABAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur mematangkan konsep tiga rencana pembangunan prioritas yang masuk dalam proyek strategis nasional sambil menunggu finalisasi Project Management Office (PMO) dari Kementerian Koordinator Perekonomian.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan dari lima proyek strategis yang tertuang dalam Perpres 80/2019, terdapat tiga proyek yang harus digarap lebih dulu yakni pengembangan Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan), Selingkar Wilis termasuk Jalan Lintas Selatan (JLS), dan kawasan Bromo Tengger Semeru (BTS).

“Dari tiga prioritas ini dibutuhkan koordinasi yang matang, misalnya seperti BTS, saya sudah koordinasi dengan Kabupaten Pasuruan, Probolinggo, Malang dan Lumajang, dan juga dengan pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger (TNBTS),” jelasnya seusai diskusi Pengembangan Kawasan Selatan Jatim, Selasa (10/3/2020).

Dia mencontohkan ada beberapa hal yang perlu dikoodinasikan bersama misalnya di BTS perlu pembenahan pada pagar sisi kawah Bromo, rest area menuju puncak Seruni 1, membuat track khusus kuda dan jalur khusus mobil atau hardtop agar tidak merusak keaslian pasir, serta membangun skylift atau kereta gantung dari puncak B29 dan B30 masuk ke Puncak Seruni.

“Saya sudah minta pimpinan suku Tengger dan juga PHRI agar skyliftnya dibuat seperti itu, agar tidak mengganggu daya dukung alam dan income masyarakat setempat yang sudah ada,” jelasnya.

Mantan Menteri Sosial ini mengatakan, pihaknya sudah banyak melakukan roadshow dan memaparkan rencana dan master plan pembangunan proyek startegis tersebut kepada pengusaha swasta seperti Kadin, dan juga termasuk Kementerian Pariwisata untuk pembenahan BTS.

“Kita kan juga harus menghitung daya dukung BTS itu kapasitasnya berapa, kalau misalnya hanya 5.000 ya sudah jangan lebih dari itu. Jangan sampai nanti berdampak pada keamanan dan kenyamanan turis,” imbuhnya.

Dia menambahkan, sambil mematangkan konsep, pemerintah juga sedang menunggu finalisasi PMO agar di daerah bisa segera membentuk Province Project Management Office (PPMO) agar segala informasi, presentasi dari investor maupun pemerintah menjadi satu pintu.

“PMO menurut saya harus segera siap. Insya Allah final. PMO di Kemenko, dan di provinsi ada PPMO. Menurut saya cukup satu pintu untuk presentasi efektif, kalau segera difinalkan bisa menyambung ke atas lebih cepat,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper