Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabupaten Malang Didorong Jadi Sentra Bawang Merah Nasional

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang mendorong Kabupaten Malang, terutama Kecamatan Ngantang, menjadi sentra tanaman bawang merah nasional.
Kepala Perwakilan BI Malang Azka Subhan Aminurridho (ketiga kanan) bersama Ketua Kelompok Tani Karya Bhakti I Desa Purworejo, Kec. Ngantang, Deni Kasiyanto (kanan), Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Chendy Tafakresnanto (tiga kiri), dan Kades Purworejo Siswaji (dua kiri) pada panen bawang merah di Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Selasa (5/11/2019)./Bisnis-Choirul Anam
Kepala Perwakilan BI Malang Azka Subhan Aminurridho (ketiga kanan) bersama Ketua Kelompok Tani Karya Bhakti I Desa Purworejo, Kec. Ngantang, Deni Kasiyanto (kanan), Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Chendy Tafakresnanto (tiga kiri), dan Kades Purworejo Siswaji (dua kiri) pada panen bawang merah di Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Selasa (5/11/2019)./Bisnis-Choirul Anam

Bisnis.com, MALANG – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang mendorong Kabupaten Malang, terutama Kecamatan Ngantang, menjadi sentra tanaman bawang merah nasional dengan memacu penggunaan biji botani atau true shallot seed (TSS) untuk penanaman salah satu komoditas itu.

Kepala Perwakilan BI Malang Azka Subhan Aminurridho mengatakan bawang merah merupakan salah satu komoditas strategis penyumbang inflasi nasional. Harga bawang merah yang berfluktuatif salah satunya disebabkan terbatasnya umbi benih bawang merah yang berkualitas.

“Selama ini, penanaman yang lazim dilakukan petani adalah menggunakan umbi bawang merah yang diseleksi dari hasil panen. Bawang merah umumnya diproduksi dengan menggunakan umbi sebagai bahan tanam atau sumber benih,” ujarnya di Malang, Jawa Timur, pada Selasa (5/11/2019).

Penyediaan benih bawang merah yang bermutu secara kuantitas sangat terbatas setiap tahunnya, yaitu sekitar 15% hingga 16% per tahun. Untuk mendapatkan benih dengan hasil tinggi semakin banyak petani yang menggunakan benih umbi dari bawang konsumsi asal impor yang harganya relatif mahal.

Selain itu, penggunaan umbi secara terus menerus oleh petani juga dapat menyebabkan semakin menurunnya mutu umbi karena akumulasi penyakit tular benih yang berakibat menurunnya produktivitas bawang merah.

Salah satu cara untuk memecahkan masalah ketersediaan bibit berkualitas adalah melalui inovasi teknologi budidaya bawang merah dengan menggunakan TSS.

Kabupaten Malang adalah salah satu sentra penghasil bawang merah di Jatim terutama di Kecamatan Ngantang dan Pujon. Kantor Perwakilan BI Malang telah mengembangkan klaster bawang merah di Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang sejak 2016.

Dalam upaya meningkatkan produktivitas bawang merah pada 2019 Kantor Perwakilan BI Malang menginisiasi budidaya bawang merah melalui metode TSS bekerjasama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jatim.

Penanaman bawang merah melalui metode TSS dilakukan pada lahan demplot kelompok tani Karya Bhakti I Desa Purworejo, Kecamatan Ngantang, dengan luas lahan 1.500 m2. Varietas bawang merah yang ditanam yaitu varietas Trisula dan Bima Brebes.

Dibandingkan dengan benih umbi tradisional, penggunaan dengan metode TSS mempunyai beberapa keunggulan yakni kebutuhan benih lebih efisien sekitar 7,5 kg/hektare dibandingkan dengan umbi yaitu sekitar 1,5 ton/hektrae, menghasilkan tanaman yang lebih sehat, serta tingkat produktiivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan benih umbi.

Dalam rangka pengembangan bawang merah di Kelompok Karya Bhakti I dengan metode TSS akan diproduksi umbi bawang merah yang bisa digunakan untuk konsumsi dan produksi umbi mini sebagai model perbenihan bawang merah.

Hasil dari panen bawang merah dari lahan demplot diperkirakan yaitu 3,5 ton untuk luas lahan demplot 1.500 m² yang terdiri dari 10 petak lahan setara dengan 24,5 ton/hektare. “Selisih biaya produksi dari bibit besar, Rp30 juta/hektare. Jadi sangat menguntungkan bagi petani.”

Penanaman bawang merah itu, kata Ketua Kelompok Tani Karya Bhakti I Desa Purworejo, Deni Kasiyanto, dilakukan pada off season dan hasilnya sangat baik, bisa mencapai 24,5 ton/hektare, jauh lebih tinggi daripada penggunaan bibit umbi yang mencapai 13 ton/hektare pada on season, musim penghujan. 

Kepala  BPTP Jatim Chendy Tafakresnanto mengatakan pada on season produksi bawang merah bisa mencapai 40 ton/hektare jika menggunakan TSS dengan menggunakan teknologi tertentu, seperti menggunakan air kelapa muda untuk merendam biji bawang merah, mulsa, dan lamp trap untuk menghalau hama tanaman seperti keper.

“Keunggulan lain selain lebih besar produksinya dan umbinya lebih besar, juga penggunaan bibit dari TSS dapat memutus rantai penyakit tanaman bawang merah,” ucap Chendy.

Kepala Desa Purworejo Siswaji mengatakan di desa tersebut ada 300 hektare yang ditanami bawang merah. Warga akan antusias menanam komoditas tersebut di off season karena harganya akan baik saat pasokan di pasar tidak banyak. Jika dikembangkan di daerah lain, potensi luasan tanaman tersebut sangat besar.

Azka Subhan menilai Kab. Malang bisa menjadi sentra produksi bawang putih nasional setelah keberhasilan uji coba penanaman bawang putih dengan menggunakan TSS. Petani akan antusias menanam bawang merah. BI Malang berjanji membantu me-link-kan petani dengan perbankan jika petani memerlukan pembiayaan usaha budi daya bawang merah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler