Bisnis.com, MALANG – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang menggandeng Universitas Brawijaya (UB) untuk mendorong agar kopi Malang dan Pasuruan bisa menembus ekspor dalam jumlah besar lewat kegiatan Artcofest 2019.
Kepala Perwakilan BI Malang Azka Subhan Aminurridho mengatakan BI berkomitmen mendukung pengelolaan current account deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan melalui upaya mendorong peningkatan ekspor, substitusi impor, serta upaya peningkatan devisa melalui pengembangan pariwisata.
“Untuk mendukung pengembangan ekspor serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, BI Malang melaksanakan program pengembangan UMKM berorientasi ekspor yakni komoditas kopi di Malang Raya dan Pasuruan,” ujarnya di Malang, Jawa Timur, pada Senin (4/11/2019).
Dalam mengembangkan UMKM, lanjutnya, diterapkan pendekatan end to end process. Intinya, BI tidak hanya melakukan pendampingan dan memfasilitasi perbaikan dari sisi produksi, melainkan juga melakukan perbaikan di bidang manajemen, melatih kewirausahaan, sekaligus memfasilitasi akses pembiayaan dan perluasan akses pasar.
Artcofest, kata Azka, merupakan event kolaborasi kopi yang diinisiasi BI bekerja sama dengan UB dan penggiat kopi Malang Raya yakni petani kopi, coffee shop, roastery, dan pemerintah daerah.
Dia berharap Artcofest menjadi event festival kopi pertama yang mengkolaborasikan industri kopi dengan potensi seni lokal untuk menjadi sebuah kesatuan sinergi kreatif dan memberikan nilai tambah bagi pembangunan ekonomi lokal.
Artcofest yang digelar pada 30 November - 1 Desember 2019 itu diharapkan dapat digunakan sebagai media promosi kopi lokal, business matching, dan kolaborasi para pemangku kepentingan dalam ekosistem dan industri kopi yang diharapkan dapat meningkatkan transaksi ekonomi.
Harapan berikutnya adalah penguatan rantai nilai kopi yang lebih efektif dan efisien dalam mendorong nilai tambah kopi serta sebagai wadah peningkatan kapasitasdan keahlian pelaku kopi lokal untuk menghasilkan kopi yang berkualitas.
“Oleh karena itulah, kami akan mendatangkan juga eksportir sehingga diharapkan ada kesepakatan bisnis ekspor di kegiatan tersebut,” ucap Azka.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UB Prof. Candra Fajri Ananda mengatakan komoditas kopi perlu terus didorong dengan dua pertimbangan yakni produksi kopi surplus dan Indonesia perlu cadangan devisa untuk mengurangi defisit transaksi berjalan. Dari 136.000 ton produksi kopi nasional, 40% - 50% diekspor.
Sejalan dengan meningkatkan produksi kopi nasional lewat berbagai program intensifikasi dan perluasan lahan, ujar Candra, pasar ekspor kopi juga harus diperluas.
Ketua Kelompok Tani Hidup Makmur Tirtoyudo Kabupaten Malang Marliadi mengatakan lewat pendampingan BI, pihaknya mampu menjual kopi dari sebelumnya dengan harga Rp21.000 - Rp23.000/kg menjadi Rp30.000/kg setelah diolah dan dilakukan petik merah.
Pendiri Jagoan Indonesia, penggiat pendampingan UMKM, Dias Satria, mengatakan komoditas kopi perlu dikembangkan produk turunannya, termasuk yang bersifat seni.
Artcofest merupakan ajang bagi pelaku industri kopi dan seniman untuk berkreasi sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dari komoditas tersebut.
Pemilik Coffee Shop Amstirdam Sivaraja mengatakan agar penikmat kopi mendapatkan sajian yang baik dari barista maka keterampilan mereka perlu distandarasi. Cara yang bisa ditempuh lewat lomba barista di Artfocefest 2019.
“Kegiatan ini berstandar internasional karena menggunakan kriteria-kriteria lomba barista dunia,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel