Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Risma Masuk DPP PDIP, Politik Zig-Zag Megawati Sulit Diterka

Langkah politik Ketua Umum PDI Perjuangan dinilai sebagai langkah zig-zag yang sulit diterka,
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan keterangan pers usai pengukuhan dirinya sebagai Ketua Umum PDIP periode 2019-2024 dalam Kongres V PDI Perjuangan di Sanur, Denpasar, Bali, Kamis (8/8/2019). Megawati Soekarnoputri terpilih kembali secara aklamasi sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan periode 2019-2024./ANTARA -Fikri Yusuf
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan keterangan pers usai pengukuhan dirinya sebagai Ketua Umum PDIP periode 2019-2024 dalam Kongres V PDI Perjuangan di Sanur, Denpasar, Bali, Kamis (8/8/2019). Megawati Soekarnoputri terpilih kembali secara aklamasi sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan periode 2019-2024./ANTARA -Fikri Yusuf

Bisnis.com, SURABAYA - Langkah politik Ketua Umum PDI Perjuangan dinilai sebagai langkah zig-zag yang sulit diterka,

Di sisi lain, pengamat politik sekaligus peneliti Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdusalam menilai masuknya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam jajaran DPP PDI Perjuangan kian membuat Pilkada Surabaya 2020 semakin dinamis.

"Bu Megawati memang selalu mengagetkan, zigzag dan sulit diterka. Dinamika di daerah dan pusat bisa berbeda-beda polanya," kata Surokim kepada ANTARA di Surabaya, Minggu (11/8/2019).

Keputusan Wali Kota Risma masuk dalam kepengurusan DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan periode 2019-2024 dengan jabatan Ketua Bidang Kebudayaan, diketahui pada saat sidang paripurna Kongres V PDIP di Sanur, Bali, Sabtu (10/8).

Menurut Surokim, dengan masuknya Risma dalam kepengurusan DPP PDI Perjuangan, intensitas Risma bertemu Megawati akan kian menguatkan posisi calon yang ingin diajukan sebagai calon wali kota Surabaya.

"Masing-masing faksi akan menguatkan posisinya. Selain faksi Risma yang menguat di DPP, maka saya pikir faksi Bambang DH (mantan Ketua Bappilu DPP PDI Perjuangan dan mantan Wali Kota Surabaya) akan bertumpu pada kekuatan DPC dan kekuatan ranting di Surabaya," ujarnya.

Sementara faksi Wishnu Sakti Buana (mantan Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya dan Wakil Wali Kota Surabaya), lanjut dia, juga tidak kalah gesit karena masih ada orang dekatnya seperti Djarot Syaiful Hidayat yang masuk kepengurusan DPP PDI Perjuangan dan Puti Guntur yang merupakan kekuatan gen Soekarno.

"Jadi kian dinamis Pilkada Surabaya dan masih sulit ditebak arahnya. Hanya menurut saya faksi Risma leading sedikit saja di atas dua faksi yang lain dan bisa jadi akan terus berubah melihat politik zig-zag Megawati," katanya.

Meski demikian, kata Surokim, faksi Bambang DH tidak otomatis lemah karena masih punya kekuatan di DPC PDI Perjuangan Surabaya. Jika Bambang DH sukses menguatkan basisnya di kepengurusan baru di anak cabang dan ranting, maka faksi Bambang DH tetap layak dihitung di samping dua faksi yang lain.

"Artinya semua kekuatan faksi PDI Perjuangan di Surabaya punya plus minus, tinggal bagaimana momentumnya akan berpihak kepada siapa di bulan-bulan Maret dan April tahun depan. Momentum akhir menjelang pendaftaran calon akan menentukan," kata Surokim.

Menurut dia, Risma masuk DPP membuktikan adanya kedekatan khusus dengan Megawati. Bisikan Risma tentu akan kian diperhatikan Megawati.

Selain itu, kata Surokim, naiknya Risma juga akan membuka peluang dirinya masuk dalam pusaran kontes politik nasional, sekaligus menunjukkan betapa pengaruh Risma ke Megawati cukup kuat dan khusus.

Menurut Surokim, banyak kepala daerah kader PDI Perjuangan yang juga berhasil, namun faktanya hanya Risma yang dipasang di pengurus DPP.

Itu pertanda bahwa kedua pemimpin perempuan ini punya relasi khusus yang melintas batas struktur dan hubungan formal organisasi.

"Jauh melampaui semuanya, itu saya pikir karena relasi khusus yang kuat," ujar Dekan Fakultas Ilmu sosial dan ilmu budaya Universitas Trunojoyo Madura.

Jika melihat politik zig-zag Megawati, tidak masuknya Bambang DH di DPP PDI Perjuangan, bisa saja karena Megawati punya rencana lain dengan memberikan posisi baru bagi Bambang DH untuk masuk kabinet Jokowi.

"Memang hampir 90 persen kehendak PDI Perjuangan ya kehendak Bu Mega. Faktor situasional dan di diri Bu Mega akan menentukan untuk momentum nanti. Bahkan faktor-faktor kecil bisa menjadi pengaruh besar pada Bu Mega dan bisa mengubah semua peta yang ada," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper