Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hujan Meningkat di Maret, Dipicu Siklon Savannah & Tekanan Rendah

Kondisi ini bisa diikuti dampak ikutan banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dsb.
Warga mendorong motor yang mogok saat melintasi banjir di Desa Glundengan, Wuluhan, Jember, Jawa Timur, Selasa (19/3/2019). Banjir memutuskan jalan poros penghubung antar desa dan kecamatan sepanjang 500 meter di tiga titik./Antara-Seno
Warga mendorong motor yang mogok saat melintasi banjir di Desa Glundengan, Wuluhan, Jember, Jawa Timur, Selasa (19/3/2019). Banjir memutuskan jalan poros penghubung antar desa dan kecamatan sepanjang 500 meter di tiga titik./Antara-Seno

Bisnis.com, SURABAYA – Hujan dengan intensitas tinggi beberapa waktu terakhir diprediksi terus berlanjut. Faktor siklon Savannah dan pusat tekanan rendah di selatan Nusa Tenggara Timur menyebabkan potensi hujan di Jawa Timur.

Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kelas I Juanda Surabaya Mohammad Nurhuda menjelaskan tekanan rendah di selatan Nusa Tenggara Timur menyebabkan pola angin konvergensi (pertemuan massa udara) di wilayah Jawa Timur.

"Pola angin tersebut mengakibatkan adanya daerah pumpunan massa udara yang menyebabkan meningkatkan potensi pembentukan awan Comulonimbus yang menyebabkan terjadinya hujan-hujan dengan intensitas lebat," jelasnya melalui rilis, Selasa (19/3/2019).

Dia meneruskan, fenomena ini juga menyebabkan angin kencang sesaat baik itu puting beliung ataupun downbrust, serta adanya peningkatan intensitas sambaran petir di wilayah Jawa Timur.

Curah hujan juga dipengaruhi faktor suhu muka laut relatif hangat yang sangat berpengaruh menyuplai massa uap yang semakin besar ke atmosfer. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan awan Comulonimbus semakin intens.

"Peningkatan curah hujan ini diprakirakan akan terjadi 3-5 hari ke depan," tulisnya.

BMKG Juanda mengimbau masyarakat Jawa Timur agar selalu waspada terhadap bahaya squall line atau rentetan awan Comulonimbus yang menyebabkan hujan dengan intensitas lebat dan luas. Kondisi ini bisa diikuti dampak ikutan banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dsb.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper